in ,

Duh! Perusahaan Jasa Keuangan di AS Diserang Hacker, 100 Juta Nasabah Jadi Korban

Hacker mencuri data pribadi nasabah, termasuk nama, alamat dan nomor telepon

CakapCakap – Aksi peretasan yang dilakukan oleh hacker memang sudah semakin banyak terjadi. Biasanya aksi tersebut terjadi di negara-negara maju yang memang sangat mengandalkan sistem teknologi dalam setiap bidang. Seperti yang Cakap People ketahui, hacker akan menyerang sistem teknologi tersebut dengan membobol keamanan, dan kemudian mengambil kentungan pribadi dari data-data rahasia yang tersimpan di dalam sistem, baik data orang lain maupun data pemerintah.

Serangkaian aksi peretasan menyerang Capital One yang memicu pencurian data pribadi sekitar 106 juta nasabah di AS dan Kanada. Via cpomagazine.com

Nah, itu pula yang baru-baru ini dialami salah satu perusahaan jasa keuangan terbesar di Amerika Serikat (AS), Capital One. Serangkaian aksi peretasan menyerang perusahaan tersebut yang memicu pencurian data pribadi sekitar 106 juta nasabah mereka di seluruh AS dan Kanada, seperti dilaporkan oleh laman Liputan6.com. Menurut perwakilan Capital One, data pribadi yang dicuri itu termasuk nama, alamat, dan nomor telepon orang yang mengajukan produk kartu kredit perusahaan mereka. Namun, peretasan itu tidak mendapatkan akses ke nomor rekening kartu kredit para nasabahnya.

Capital One merupakan penerbit kartu kredit utama di AS, dan juga mengoperasikan bank ritel di Amerika Utara dan Eropa. Tidak hanya mempengaruhi sekitar 100 juta orang di AS dan 6 juta orang di Kanada, akibat peretasan itu sekitar 140 ribu nomor jaminan sosial dan 80 ribu nomor rekening bank terkait dikompromikan di AS. Sementara di Kanada, sekitar satu juta nomor asuransi sosial milik pelanggan kartu kredit Capital One juga dikompromikan. Peretasan itu sendiri pertama kali diidentifikasi pada tanggal 19 Juli 2019, namun kini hacker telah ditangkap aparat penegak hukum.

Peretas berhasil mencuri data pribadi nasabah Capital One termasuk nama, alamat, dan nomor telepon orang yang mengajukan kartu kredit. Via tribunnews.com

Selain nama dan tanggal lahir, peretas juga berhasil memperoleh skor kredit, batas, saldo, riwayat pembayaran, dan informasi kontak. Namun, Capital One membantah bahwa data pribadi yang dicuri berpotensi disalahgunakan untuk penipuan, meski mereka berjanji akan terus menyelidiki kasus ini. “Saya dengan tulus meminta maaf atas kekhawatiran yang terjadi di antara para nasabah, dan insiden ini mengingatkan kami untuk berkomitmen meningkatkan keamanan data demi kelancaran transaksi keuangan melalui berbagai produk kami,” ucap seorang pemimpin direksi Richard Fairbank.

Sementara, terduga peretas diketahui adalah seorang mantan insinyur perangkat lunak pada sebuah perusahaan teknologi di Seattle bernama Paige Thompson (33). Jika terbukti bersalah, dia terancam hukuman maksimum lima tahun penjara dan denda senilai 250 ribu dolar AS (sekitar Rp 3,5 miliar). Wah, bahaya ya, Cakap People!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pemerintah Sebut Target Investasi Mobil Listrik di Indonesia Capai Rp 100 Triliun

Siap-Siap! Grab Bakal Ekspansi ke Bidang Kesehatan dan Mobil Listrik