CakapCakap – Beragam macam perangkat gadget, termasuk ponsel cerdas alias smartphone tidak hanya digunakan oleh orang-orang dewasa, tetapi juga disukai oleh anak-anak. Cakap People pun bisa melihat sendiri banyak anak-anak yang menggunakan gadget, entah untuk bermain game atau juga menonton video di YouTube misalnya. Jika digunakan secara positif dan terkontrol, gadget bisa melatih keterampilan dan motorik anak. Tetapi jika sampai kecanduan, maka akan berakibat buruk.
Menurut ahli spesialis anak Prof Dr dr Partini Pudjiastuti Trihono, SpA(K), MM(Paed), gadget pun bisa mendatangkan akibat buruk bagi kesehatan anak, seperti yang dilansir oleh laman Detik.com. Bahkan, anak-anak yang kecanduan bermain gadget bisa memiliki peningkatan risiko untuk terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pasalnya, kondisi itu akan membuat mereka ada dalam gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang banyak bergerak atau aktivitas fisik, hingga juga kurang tidur.
“Orang-orang yang kurang beraktivitas dan banyak makan, akhirnya relatif (jadi) obesitas ya. Jadi, pembuluh darah itu sebenarnya kalau dipakai beraktivitas, tekanan darahnya tidak akan naik. Salah satu yang kita anjurkan pada mereka yang obesitas itu, kita suruh dia beraktivitas dan akan dengan sendirinya tekanan darah akan menurun,” ungkap dr Partini memberikan penjelasan secara detail.
Dokter spesialis anak itu pun menegaskan agar orang tua menghimbau anak-anak mereka untuk bisa terhindar dari segala faktor risiko penyebab hipertensi, salah satunya dengan mengurangi bermain gadget agar tidak kecanduan. Orang tua harus mampu mengontrol dan membatasi waktu anak-anak mereka dalam menggunakan dan bermain gadget. Pasalnya, kecanduan gadget itu akan memuat gaya hidup tidak sehat yang dapat merugikan pada masa yang akan datang ketika sudah dewasa.
“Jadi ternyata kerusakan pada pembuluh darah itu sudah ada sejak hipertensi di masa anak. Sudah terjadi kekakuan di pembuluh darah, sehingga kita lihat anak-anak muda sudah bisa terkena stroke. Ternyata dia punya hipertensi (sejak kecil),” kata dr Partini lagi memberikan contoh. Bahkan, juga berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), sebanyak 49-64 persen anak memang berisiko terkena hipertensi akibat kurang gerak dalam beraktivitas. Begitu faktanya lho, Cakap People!