CakapCakap – Kabar mengejutkan datang dari industri startup bisnis digital Tanah Air. Baru-baru ini, empat startup unicorn yang sudah memiliki valuasi 1 miliar dolar AS dari Indonesia diklaim sebagai milik Singapura. Seperti yang Cakap People tahu, keempat startup unicorn itu adalah perusahaan transportasi online Gojek, penyedia tiket online Traveloka, serta e-commerce Tokopedia dan Bukalapak. Klaim itu diungkap oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Menanggapi pernyataan tersebut, pihak Gojek pun menegaskan bahwa perusahaan mereka masih merupakan karya anak bangsa dan tidak memiliki induk perusahaan di Singapura yang disebut-sebut membut startup ini diklaim milik ‘Negeri Singa’ tersebut. “Gojek adalah perusahaan yang terdaftar di Indonesia dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Kami tidak memiliki perusahaan Singapura sebagai induk perusahaan,” demikian pernyataan tertulis dari Gojek, seperti dilansir oleh Detik.com.
Pihak Gojek menjelaskan seluruh penanaman modal dan investasi ditanamkan dan dibukukan penuh di perusahaan Indonesia itu. Mereka menekankan sebagai perusahaan rintisan Indonesia, dengan kantor pusat di Indonesia dan 90 persen dari pegawainya adalah orang asli Indonesia. “Kami selalu melaporkan penanaman modal tersebut sesuai amanat yang diberikan oleh BKPM. Sehingga kami bisa terus melayani ratusan juta konsumen serta memberi akses pendapatan kepada lebih dari 2 juta mitra driver, 400 ribu merchants dan puluhan ribu mitra penyedia layanan,” lanjut keterangan itu.
Sebelumnya, pernyataan Kepala BKPM Thomas Lembong soal empat startup unicorn Indonesia yang diklaim milik Singapura menjadi heboh dan viral. Dengan mengutip riset Google dan Temasek, dia menyebut investasi yang digelontorkan kepada empat startup itu selama ini tidak langsung masuk ke Indonesia, melainkan melalui Singapura. Dari Singapura, barulah perusahaan induk akan membayar vendor untuk sewa kantor, leasing, dan sebagainya ke Indonesia. Karena itu, arus modal yang masuk dari Singapura ke Indonesia pun hanya berupa pembayaran, bukan berupa penanaman modal asing.
Namun, kini tiba-tiba Thomas Lembong meralat pernyataannya itu melalui akun Twitter resminya, @tomlembong. “Maaf & ralat: Tokopedia dan Bukalapak sudah klarifikasi ke saya, Gojek juga sudah klarifikasi ke publik: mereka tidak pakai induk perusahaan di Singapura, tapi sepenuhnya PT PMA di Indonesia. Saya bicara terlalu jauh, mengomentari bahan Google-Temasek ini,” tulisnya. Dalam riset Google-Temasek sendiri sebenarnya tidak ada menyebut investasi empat startup itu masuk melalui Singapura, tapi hanya menyatakan mereka terdaftar dalam sembilan startup terbesar se-ASEAN. Duh, ada-ada saja ya, Cakap People!