in ,

Dokter Tiongkok Ini Sebut Vaksin COVID-19 Sinopharm Paling Tidak Aman di Dunia Dengan 73 Efek Samping

Dr Tao mengklaim postingan kontroversialnya, yang telah dihapus, ditulis dengan nada ‘sangat sarkastik’. Dia bersikeras bahwa vaksin COVID-19 China ‘sangat aman’ dan meminta maaf kepada rekan senegaranya atas pilihan kata-katanya yang ‘kurang hati-hati’.

CakapCakapCakap People! Seorang dokter dari Tiongkok telah memicu kontroversi setelah menyebut vaksin COVID-19 buatan China merupakan vaksin yang paling tidak aman di dunia.

Menurut laporan The Daily Mail, Kamis, 7 Januari 2021, Dr Tao Lina yang merupakan seorang ahli vaksin dari Shanghai, menunjukkan kepada 4,8 juta pengikut media sosialnya pada hari Selasa bahwa suntikan yang dikembangkan oleh produsen obat yang dikelola pemerintah di Beijing, Sinopharm, memiliki 73 efek samping.

Namun, setelah pernyataannya tersebar secara luas di luar China daratan, pekerja medis tersebut membantah telah mengkritik vaksin Sinopharm dan mengecam media asing karena ‘memutarbalikkan’ dan ‘mengeksploitasi’ kata-kata yang ditulisnya.

Dr Tao mengklaim postingan kontroversialnya, yang telah dihapus, ditulis dengan nada ‘sangat sarkastik’.

Dia bersikeras bahwa vaksin COVID-19 China ‘sangat aman’ dan meminta maaf kepada rekan senegaranya atas pilihan kata-katanya yang ‘kurang hati-hati’.

Dr Tao Lina, seorang ahli vaksin dari Shanghai, meminta maaf kepada rekan senegaranya pada hari Kamis setelah menyebut jab COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinopharm milik pemerintah China ‘yang paling tidak aman di dunia’. Dr Tao mengklaim bahwa kata-katanya telah ‘dipelintir’ dan ‘dieksploitasi’. [Foto: Weibo via Daily Mail]

Pada Malam Tahun Baru, otoritas kesehatan Beijing memberikan persetujuan ‘bersyarat’ untuk vaksin Sinopharm, yang dilaporkan memiliki tingkat efektivitas sebesar 79,34%.

Seperti diketahui, China menargetkan untuk menyuntik jutaan warganya, sebagian besar pekerja garis depan dan populasi usia kerja, sebelum masuk musim liburan Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari mendatang.

Daily Mail melaporkan, kericuhan soal vaksin terungkap awal pekan ini ketika Dr Tao menerbitkan sebuah blog berjudul ‘Vaksin COVID-19 dari Sinopharm dikhawatirkan menjadi vaksin paling tidak aman di dunia’.

Artikel itu diunggah ke Weibo — media sosial China yang setara dengan Twitter — dalam bahasa Mandarin. Tetapi artikel itu sudah tidak lagi terlihat di akun Dr Tao karena alasan yang tidak diketahui saat penulisan.

Tangkapan layar pada postingan menunjukkan komentar kontroversial petugas medis tentang produk anti-virus corona.

Dia menulis bahwa vaksin besutan Sinopharm memiliki 73 efek samping, sehingga menjadikannya vaksin paling tidak aman di dunia.

Beberapa efek samping yang terdaftar adalah nyeri di sekitar area suntikan, sakit kepala, tekanan darah tinggi, kehilangan penglihatan dan rasa, dan inkontinensia urin.

Pakar tersebut menyatakan bahwa tidak ada vaksin di dunia yang ‘memiliki lebih banyak efek samping’ daripada rejimen COVID-19 dua dosis dari Sinopharm dan menggambarkan potensi dampak merugikan obat tersebut sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pernyataan Dr Tao dengan cepat diketahui dan diambil oleh berbagai situs berita yang berbasis di luar daratan Cina, termasuk Apple Daily, Voice of America dan Taiwan News.

China.com, situs web yang diawasi oleh Partai Komunis China, juga melaporkan postingan Dr Tao, tetapi artikel tersebut tampaknya tidak dapat diakses pada hari Kamis.

Dalam postingan Weibo pada hari Kamis, Dr Tao membantah tuduhan bahwa dia telah mencemarkan vaksin COVID-19 Sinopharm.

Dia berpendapat bahwa blog sebelumnya bertujuan untuk menunjukkan kesalahan dalam manual vaksin Sinopharm.

Dia mengklaim, dirinya telah curiga bahwa banyak efek samping telah terdaftar karena kesalahan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menulis blog untuk menarik perhatian perusahaan farmasi.

Untuk memastikan keamanan vaksin tersebut kepada para followernya, Dr Tao mengklaim telah menerima dosis pertama dari vaksin Sinopharm dan akan mendapatkan dosis kedua pada hari Sabtu.

“Dengan ini, saya menyampaikan permintaan maaf saya kepada banyak pengguna web dan warga negara di seluruh negeri, dan mengecam tindakan jahat media luar negeri,” tulis Dr Tao seperti yang dilansir Daily Mail.

Tangkapan layar dari postingan tersebut menunjukkan Dr Tao Lina menulis di Weibo (seperti Twitter) bahwa vaksin tersebut memiliki ‘sebanyak 73 efek samping, menjadikannya vaksin paling tidak aman di dunia’. [Foto: Weibo via Daily Mail]

Berita itu datang ketika China National Biotec Group (CNBG) mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah memberikan lebih dari 4 juta dosis vaksin COVID-19 pada 4 Januari melalui program penggunaan darurat China.

Dua vaksin masing-masing dari dua lembaga yang dimiliki oleh CNBG, sebuah unit dari Sinopharm, dimasukkan dalam skema vaksinasi darurat China, yang secara resmi diluncurkan pada Juli menargetkan kelompok orang tertentu yang menghadapi risiko infeksi tinggi.

“Tidak ada reaksi merugikan yang serius yang dilaporkan dalam penggunaan darurat berskala besar dari vaksin COVID-19 Sinopharm,” kata CNBG di media sosial China, WeChat.

Sementara Inggris dan negara-negara Barat lainnya memprioritaskan vaksinasi bagi para lansia dan pekerja garis depan untuk mencapai kekebalan kawanan, China berlomba untuk memvaksinasi mereka yang berusia antara 18 dan 59 tahun yang bekerja untuk pemerintah dan layanan publik atau berencana untuk bepergian ke luar negeri.

China menempatkan sembilan ‘kelompok utama’ dalam kampanye penyuntikan.

Mereka termasuk petugas pemeriksaan bea cukai dan karantina untuk makanan beku impor, pekerja transportasi internasional dan domestik, dan pegawai organisasi pemerintah, polisi, pemadam kebakaran, dan masyarakat lokal.

Staf di sektor logistik dan utilitas publik juga disertakan. Begitu juga mereka yang berencana kuliah atau bekerja di luar negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Viral Es Kopi Susu Kecap, Resep Unik yang Wajib Dicoba di Rumah

Harga 5 Produk Kecantikan Berikut di Luar Nalar, Paling Mahal Parfum Seharga Rp 35 Juta