CakapCakap – Cakap People! Beberapa dokter di negara bagian New York, Amerika Serikat sekarang memberikan pasien mereka yang menderita COVID-19 kritis dengan dosis Vitamin C yang lebih tinggi.
Setiap dosis itu mengandung lebih dari 16 kali nutrisi vitamin C harian yang direkomendasikan National Institute of Health, yaitu 90 miligram untuk pria dewasa dan 75 miligram untuk wanita dewasa.
Melansir The New York Post, Jumat, 27 Maret 2020, vitamin C dengan dosis tinggi tersebut diberikan setelah mereka menemukan bahwa pendekatan ini efektif di China. Andrew Weber, seorang dokter yang berbasis di pulmonolog Longland dan spesialis perawatan kritis di Northwell Health, memimpin langkah ini.
Weber mengatakan bahwa pasien perawatan intensif dengan virus corona segera menerima 1.500 miligram infus vitamin C.
“Jumlah identik dari antioksidan kuat itu kemudian diberikan kembali tiga atau empat kali sehari,” kata Weber.
Mengapa pasien COVID-19 diberikan “Overdosis” Vitamin C?
Pemberian vitamin C dalam dosis besar ini didasarkan pada perawatan eksperimental dari luar negeri dan ditemukan membantu kasus COVID-19.
“Para pasien yang menerima vitamin C secara signifikan lebih baik daripada mereka yang tidak mendapatkan vitamin C,” katanya. “Ini sangat membantu, tetapi tidak disorot karena itu bukan obat yang menarik,” ujarnya.
Weber menjelaskan, vitamin C diberikan di samping obat-obatan seperti obat antimalaria hydroxychloroquine, antibiotik azithromycin, obat biologik dan pengencer darah.
Weber, 34 tahun, mengatakan, kadar vitamin C pada pasien virus corona turun secara dramatis ketika mereka menderita sepsis, respons peradangan yang terjadi ketika tubuh mereka bereaksi berlebihan terhadap infeksi.
“Sangat masuk akal di dunia untuk mencoba dan mempertahankan tingkat vitamin C ini,” kata Weber.
Sementara itu, Jason Molinet, juru bicara Northwell, mengatakan bahwa “Vitamin C ‘banyak digunakan’ sebagai pengobatan virus corona di seluruh sistem kesehatan. Namun, dia mencatat bahwa jumlah yang diberikan kepada pasien bervariasi.
“Seperti yang diputuskan dokter,” Molinet menambahkan.
Seperti diketahui, sebuah uji klinis efektivitas infus vitamin C pada pasien virus corona dimulai 14 Februari 2020 di Rumah Sakit Zhongnan di Wuhan, China, pusat pandemi.
Penelitian acak itu, melibatkan sekitar 140 peserta dan diperkirakan akan selesai pada 30 September 2020, menurut informasi yang diunggah di situs web Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.
3 Comments
Leave a Reply3 Pings & Trackbacks
Pingback:Kasus Positif COVID-19 di AS Tembus 123.000 Orang, Tertinggi di Dunia - CakapCakap
Pingback:Update COVID-19 di RI [29 Maret]: Total Positif 1.285, Berikut Sebaran Kasus di 30 Provinsi - CakapCakap
Pingback:Dokter Ini Berkemah di Tenda Garasi Rumahnya Demi Lindungi Keluarga Saat Tangani Pasien COVID-19 - CakapCakap