in ,

Dokter AS: Virus Corona Diprediksi Sudah Ada di California Sejak Desember 2019

Amerika Serikat sejauh ini masih menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

CakapCakapCakap People! Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan kasus virus corona (COVID-19) terbanyak di dunia saat ini dengan lebih dari 587 ribu orang yang positif terinfeksi dan 23.644 meninggal dunia.

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) ini diperkirakan sudah menyebar di California, AS, sejak awal Desember 2019. Itu artinya, virus tersebut sudah ada jauh sebelum AS pertama kali mengonfirmasi kasus di Ibu Kota Washington.

Amir memegang foto almarhum ibunya, Azar Ahrabi, 68 tahun, yang merupakan korban COVID-19 pertama Bay Area. [Stephen Lam / San Francisco Chronicle]

Seorang pria ditemukan tewas di rumahnya pada awal Maret 2020. Lalu, seorang wanita yang jatuh sakit pada pertengahan Februari 2020 dan kemudian meninggal.

Kematian COVID-19 awal di Wilayah Teluk San Francisco (San Francisco Bay Area)

ini menunjukkan bahwa virus corona baru tampaknya sudah ada di masyarakat jauh sebelum petugas kesehatan mulai mendeteksinya. Waktu jeda memiliki konsekuensi yang mengerikan, memungkinkan virus untuk menyebar tanpa terkendali sebelum aturan jarak sosial (social distancing) diberlakukan.

“Virus ini bergerak bebas di komunitas kami dan mungkin sudah ada di sini selama beberapa waktu,” kata Dr. Jeff Smith, seorang dokter dan kepala eksekutif pemerintah di wilayah Santa Clara kepada para pemimpin daerah dalam sebuah briefing baru-baru ini, Los Angeles Times melaporkan pada Sabtu, 11 April 2020.

Ilustrasi COVID-19. [Foto: CNN]

Jadi, sudah berapa lama virus corona ada di sana? Sebuah studi di Stanford University menunjukkan peningkatan viral yang dramatis pada bulan Februari 2020.

Smith mengatakan, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), departemen kesehatan setempat, dan lainnya, kemungkinan virus corona jenis baru mungkin telah beredar di Bay Area jauh lebih lama dari yang diduga. Virus ini diperkirakan muncul sejak Desember 2019.

Smith menjelaskan bahwa sepertinya virus corona jenis baru ini tidak dikenali saat itu, karena di saat bersamaan AS juga sedang mengalami musim flu yang parah. COVID-19 memiliki gejala yang sangat mirip dengan flu, terlebih dalam kasus-kasus yang ringan.

“Ini tidak dikenali karena kami mengalami musim flu yang parah,” kata Smith dalam sebuah wawancara. 

“Gejalanya sangat mirip flu. Jika kamu memiliki kasus COVID-19 yang ringan, kamu tidak akan benar-benar menyadarinya, bahkan mungkin tidak akan pergi ke dokter, serta dokter juga mungkin mengira itu adalah flu,” jelas Smith.

Sama seperti New York yang memiliki ikatan kuat dengan para pelancong dari Eropa, yang diyakini membawa virus corona ke sana dari Italia, Bay Area adalah pusat alami bagi mereka yang bepergian ke dan dari China. Santa Clara County memiliki dua kasus pertama COVID-19 hampir seminggu sebelum persetujuan federal untuk tes darurat untuk penyakit tersebut pada 4 Februari. Keduanya dalam perjalanan kembali dari Wuhan, China, di mana virus itu merajalela.

Bay Area atau wilayah teluk California tercatat tidak pernah melaporkan kasus COVID-19 hingga 27 Februari 2002. Sebagian besar kasus positif infeksi setelahnya di daerah itu diketahui mengarah pada transmisi atau penyebaran secara lokal.

“Itu berarti virus sudah ada di komunitas —  bukan seperti yang diduga oleh CDC, yaitu hanya ada di China dan disebarkan dari kontak dengan orang-orang yang melakukan perjalanan dari negara itu,” kata Smith.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekjen PBB: Virus Corona Adalah Krisis Global Terburuk Sejak Perang Dunia II

Update COVID-19 di RI [14 April]: Bertambah 282, Total Kasus Positif 4.839 dan 459 Meninggal Dunia