CakapCakap – Cakap People! Dunia dapat mengendalikan pandemi COVID-19 global dalam beberapa bulan mendatang asalkan mendistribusikan sumber daya yang diperlukan secara adil. Demikian diungkapkan Direktur Jendral (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada jumpa pers pada Senin, 19 April 2021.
Reuters melaporkan, aktivis perubahan iklim global Greta Thunberg, bergabung dalam briefing tersebut sebagai tamu virtual dari Swedia, menyinggung “nasionalisme vaksin” dan mengatakan tidak etis bahwa negara-negara kaya memprioritaskan warganya yang lebih muda untuk vaksinasi sebelum kelompok rentan di negara berkembang.
“Kita memiliki alat untuk mengendalikan pandemi ini dalam hitungan bulan, jika kita menerapkannya secara konsisten dan adil,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip Reuters.
Namun, ia juga menyatakan keprihatinan atas “tingkat yang mengkhawatirkan” di mana COVID-19 menyebar pada mereka yang berusia 25-59 tahun di seluruh dunia, mungkin karena varian yang jauh lebih menular.
“Butuh sembilan bulan untuk mencapai satu juta kematian; 4 bulan untuk mencapai 2 juta, dan 3 bulan untuk mencapai 3 juta.”
Sebagaimana diketahui, angka kematian COVID-19 global kini telah melewati tiga juta orang.
Thunberg mengatakan bahwa satu dari empat orang di negara-negara berpenghasilan tinggi sekarang telah divaksinasi COVID-19, dan hanya satu dari lebih dari 500 orang di negara-negara miskin yang menerima suntikan.
Kerusakan lingkungan
Thunberg juga menggambarkan hubungan langsung antara pandemi dan kerusakan lingkungan yang menurutnya mempermudah virus berbahaya untuk melompat dari populasi hewan ke manusia.
“Ilmu pengetahuan menunjukkan kita akan mengalami lebih sering, pandemi yang menghancurkan kecuali kita secara drastis mengubah cara kita dan cara kita memperlakukan alam … Kita sedang menciptakan kondisi ideal untuk penyakit menular dari satu hewan ke hewan lain dan ke kita,” katanya.
Thunberg mendesak kaum muda di mana saja untuk mendapatkan vaksinasi jika diberi kesempatan, meskipun mereka adalah kelompok usia yang paling tidak berisiko terkena COVID-19, untuk “solidaritas dengan orang-orang dalam kelompok risiko (tinggi)”.
Seorang ahli epidemiologi WHO terkemuka, Maria van Kerkhove, mengatakan pada acara tersebut bahwa lonjakan infeksi COVID-19 terbaru di seluruh dunia termasuk peningkatan di antara kelompok usia yang sebelumnya kurang terpengaruh oleh pandemi.
“Kami melihat peningkatan tingkat penularan di semua kelompok umur,” katanya, menambahkan bahwa sekitar 5,2 juta kasus dilaporkan minggu lalu, peningkatan mingguan tertinggi sejak dimulainya pandemi.
“Kami melihat sedikit perubahan usia di beberapa negara, didorong oleh percampuran sosial,” tambahnya.