in ,

Dijuluki Mantra Kusta, Begini Kisah Pak Sul Perawat Kusta yang Ikut Tertular

Setiap pekerjaan akan memiliki resikonya seperti bekerja sebagai perawat penyakit kusta. Hal itu dialami oleh pak Ahmad Sul yang sudah berumur 49 tahun selama ini beliau telah menyium bau luka kusta yang sangat khas. Pak Sul sudah menjadi perawat kusta sejak tahun 1992 mau tidak mau beliau harus memperkenalkan cara merawat luka kusta.

Saat ada kunjungan dari Duta WHO, Yohei Sasakawa di Puskesmas Biromaru yang berlokasi di jalan Pramuka No31, Desa Mpanau, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pak Sul menyampaikan kalau ada pasien yang ada nanahnya sudah beberapa hari maka akan di ajar, setelah diajar dalam satu hari maka akan dilakukan pengontrolan pagi dan sore.

Pak Sul juga merasa terpukul dan menyedihkan ketika dirinya dinyatakan terkena kusta. Telah diduga pak Sul tertular lantaran sering berkontak dengan para pasien kusta. Pak Sul sempat berputus asa karena telah tertular tetapi beliau tidak mau larut dalam kesedihan.

via health.detik.com

Mulailah beliau meminum obat dan perawatan selama 6 bulan karena pak Sul mengalami penebalan saraf tepat berada di bawah siku lengan. Berkat kesabarannya beliau pun dinyatakan sembuh.

Saat ditanya mengenai hal apa yang mengesankan pak Sul menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan sebutan dari masyarakat daerah kantong dengan sebutan mantra kusta. Pak sul tidak merasa terganggu dengan sebutan itu melainkan membangkitkan dan memotivasi diri walau dirinya tidak sekolah khusus kusta seperti para dokter.

Saat ini usia pak Sul sudah mencapai 49 tahun, itu artinya masa kerjanya untuk mengapdi kepada negara tinggal 9 tahun lagi. Tetapi beliau seolah tak mau terpisah, pak Sul mengaku kalau dirinya masih diminta untuk merawat pasien kusta tentu dirinya tetap akan bersenang hati membantu merawat pasien kusta.

via health.detik.com

Selama tubuh ini masih bisa di ajak kerjasama untuk membantu dan merawat para pasien atau mencari pasien yang sembunyi maka beliau menyatakan siap membantu. Saat ini perawatan masih banyak kendala, masih banyak pasien yang sembunyi. Walau tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya pasti sampai detik ini masih ada pasien yang bersembunyi. Semoga penyakit ini segera bisa diatasi dan masyarakat pun hidup dengan sehat dan sejahtera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cenderung Melecehkan, 2 Pengunjung Selfie Gunakan Tengkorak dan Tulang di Makam Toraja

Ingat Damin? Pesepeda 17 Provinsi Ini Minta Tandatangan Pemda Barru