Pernah tidak kamu membayangkan satu haris aja tanpa telepon genggam. Wuih, semenit aja tidak bisa ya hidup tanpa handphone, ini harus sehari. Kalau kamu datang ke desa yang satu ini, kamu harus rela buat berhenti bermain gadget- mu, karena di sini kamu kehilangan akses tanpa listrik.
Kawasan budpekerti Ammatoa, ialah salah satu destinasi menarik yang bisa kamu kunjungi kalau kamu sedang mampir di Sulawesi Selatan. Keindahan berupa kelestarian daerah hutan merupakan ciri khas daerah budpekerti ini. Kawasan yang terletak di Kecamatan Kajang, sekitar 56 km dari Kota Bulukumba ini akan memberikan pengalaman menarik dengan menampilkan kebudayaan masyarakat kajang yang ada di Desa Tana Toa yang sehari-harinya menggunakan pakaian serba hitam dan ciri rumah yang menghadap utara.
Sisi unik lainnya ialah, pemimpin mereka yang dijabat oleh seorang yang bergelar Amma Toa yang memiliki masa jabatan seumur hidup. Ketika kamu berada disini, jangan heran jika mereka sering mengadakan upcara atau ritual sosial yang sering dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat sangat berpegang teguh dengan prinsip dan juga kebudayaan. Sehingga upacara ataupun ritual-ritual sosial menjadi sesuatu yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup budpekerti ini. Masyarakat mempercayai dengan menjalani upacara tersebut, mereka akan mendapatkan keselamatan.
Menurut Amma Toa, cara hidup di daerah tersebut diatur oleh Pasang. Pasang adalah semacam petuah yang tidak tertulis namun disampaikan seara lisan kepada leluhur. Pasang meliputi beberapa unsur dalam kehidupan baik mengatur bidang kelangsungan hidup dan lain-lain. Adanya Amma Toa bertugas untuk mendoakan manusia dan seisi alam agar jauh dari bahaya. Karena masyarakat Suku Kajang meyakini daerah dimana mereka tinggal saat ini, Tana Towa, adalah tanah tertua yang ada di dunia sebelum adanya kehidupan. Kehidupan masyarakat Desa Ada Ammatoa ini bisa dibilang tak tersentuh modernisasi. Kamu tak akan menemukan benda elektronik seperti telepon selular dan listrik. Bahkan movil dan motor saja tak dapat masuk ke pemukiman masyarakat desa yang akses jakannya masih di dominasi bebatuan. Pendopo di gerbang masuk desa seakan menjadi pembatas kehidupan modern dan kehidupan adat khas Suku Kajang.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!