Baru-baru ini berita mengenai siswa yang menyeberang sungai dan bertaruh nyawa untuk sampai di sekolah memang cukup menyita perhatian. Tetapi dibalik itu ada sosok anak berusia 9 tahun bernama Umar Bakri. Salah satu siswa diantara puluhan anak yang menyeberangi sungai besar tersebut bersekolah di SDN 130 Gattaeng dan saat ini sudah duduk di bangku kelas empat.
Setiap harinya, Umar bersama dengan teman-temannya tersebut harus mengarungi sungai yang memiliki lebar 60 meter. Umar tinggal di dusun yang terletak di seberang sungai yaitu dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Tompo Bulu, Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Sungai tersebut memiliki arus yang deras dan dalam namun hal tersebut tak menyurutkan keinginan Umar untuk tetap pergi sekolah agar dirinya bisa meraih cita-cita menjadi seorang guru.
Biasanya saat menyeberang, Umar dibantu oleh siswa kelas 2 SMP yang juga harus bolak balik menjemput siswa lainnya. Sebetulnya Umar bukannya tidak bisa berenang tetapi derasnya arus sungai sangat mengancam jiwanya jika nekad berenang dengan tubuhnya mngungilnya tersebut. Sedangkan siswa SMP dan SMA biasanya diperbolehkan berenang untuk menyeberangi sungai tersebut.
Umar yang merupakan anak kedua dari pasangan Bahar dan Nia memang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang guru karena ia sangat ingin mengajar di kampungnya tersebut. Sebab sejak dahulu warga setempat sangat berharap akan adanya pembangunan sekolah di wilayah tersebut agar anak-anak mereka tidak bertaruh nyawa jika ingin pergi ke sekolah.
Umar Bakri yang ditemui pada Rabu 11 April 2018 menyatakan bahwa ia diberi nama Umar Bakri karena orang tuanya ingin agar anak mereka tersebut kelak menjadi seorang guru seperti lagu Iwan Fals. Selain itu ia memang bercita-cita ingin menjadi guru agar bisa mengajar di kampungnya tersebut.
Selain harus berjuang untuk berangkat ke sekolah, Umar dan teman-temannya harus kembali melalui rintangan tersebut ketika akan menuju rumah mereka sepulang sekolah.
Tetapi biasanya mereka harus menunggu sampai siswa SMP dan SMA pulang agar bisa membantu mereka menyeberangi sungai. Umar kembali menambahkan bahwa biasanya ia pulang sekolah pukul 11 siang tetapi harus menunggu sampai jam 12 siang. Sebab anak SD memang dilarang berenang di sungai tersebut oleh orang tua karena ditakutkan akan terbawa arus sungai. Karena dahulu pernah ada tiga orang yang meninggal di sungai tersebut.