in ,

Demi Dapat Jatah Vaksin Covid-19, Jutawan Ini Menyamar Jadi Karyawan Motel

Perbuatan tidak terpuji tersebut lantas menempatkan lansia dan orang berisiko tinggi dalam masalah

CakapCakap – Cakap People, hampir semua negara saat ini sedang gencar melakukan proses vaksinasi. Kendati demikian, belum semua orang bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Misalnya saja di negara Kanada, di mana vaksin lebih diutamakan pada beberapa kelompok. Seperti yang berisiko tinggi layaknya para lansia.

Namun perilaku kurang terpuji dilakukan oleh sepasang suami istri kaya asal Kanada. Mereka terbang menggunakan pesawat pribadi agar bisa mengakses vaksin. Padahal seharusnya vaksin tersebut diberikan pada kelompok rentan di wilayah terpencil utara Kanada.

Terbang Jauh Menggunakan Pesawat Pribadi

Menyela antrean vaksin. Gambar via kompas.com

Dikutip Kompas dari Business Insider, Rodney dan Ekaterina Baker dituduh telah mengambil suntikan vaksin virus corona di Beaver Creek, Yukon. Pasangan tersebut menempuh jarak lebih dari 1.000 mil dari Vancouver menuju Beaver Creek, Yukon. Sebagian dari perjalanan tersebut diduga dilakukan menumpangi pesawat pribadi.

Suami istri itu didenda pada 21 Januari. Pihak setempat menyadari jika keduanya telah melanggar aturan perjalanan. Sebab mereka tak melakukan isolasi selama tiba di Whitehorse, Yukon sebelum akhirnya sampai di pusat vaksin di Beaver Creek.

Pasangan tersebut didakwa melanggar Undang-undang Tindakan Darurat Sipil Yukon. Sebab di bawah pembatasan Covid-19, orang yang tiba di Yukon wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari di Whitehorse serta mengisi formulir pernyataan diri.

Otoritas setempat kemudian menemukan pasangan tersebut di bandara Whitehorse usai memperoleh informasi. Bagian formulir yang menyatakan jika mereka akan mengisolasi diri kosong. Alhasil mereka pun didenda masing-masing sebesar 1.150 dolar AS atau setara dengan Rp 16 juta.

Rodney Baker merupakan CEO dari Great Canadian Gaming Corporation. Ia bahkan mendapatkan total kompensasi tahunan pada 2019 sebesar 10,6 juta dolar AS atau setara dengan Rp148,7 miliar.

Perusahaan kemudian mengumumkan pengunduran diri Rodney pada 25 Januari. Tepat 4 hari pasca ia dan sang istri dikenakan denda. Rodney pertama kali diangkat menjadi pimpinan perusahaan pada 2010 lalu, setelah sebelumnya ia menjabat sebagai penasihat senior di kantor tersebut.

“Atas alasan kebijakan, Great Canadian tidak mengomentari masalah personel,” jelas juru bicara Great Canadian Gaming Corporation pada Yukon News.

Pihak perusahaan juga menjelaskan apabila perusahaan yang bersangkutan sudah mengikuti saran serta arahan kesehatan tentang virus corona.

Menyayangkan Perbuatan Tidak Terpuji

Vaksin diprioritaskan untuk kategori orang berisiko tinggi. Gambar via kompas.com

Menteri Layanan Masyarakat Yukon, John Streicker menyatakan jika pasangan tersebut berbohong pada pejabat klinik di tempat vaksin tersebut diberikan. Mereka berpura-pura sebagai pekerja motel lokal.

Beaver Creek sendiri merupakan komunitas terpencil yang terdiri sekitar 100 orang, tak terkecuali anggota White River First Nation. Anggota lansia dari komunitas tersebut juga termasuk di antara mereka yang akan divaksin. Pasangan tersebut lantas berhasil mengamankan dosis mereka. Vaksin yang disuntikkan ialah vaksin Moderna.

Kepala White River First Nation, Angela Demit menyatakan rasa prihatin pada tindakan individu yang menempatkan lansia serta orang-orang berisiko rentan dalam bahaya. Bahkan mereka secara egois menyela antrean vaksin tersebut.

Padahal komunitas itu dipilih sebagai kelompok prioritas vaksin karena lokasinya terpencil. Bahkan dihuni oleh lansia dan orang berisiko tinggi. Tapi aksesnya terbatas untuk perawatan kesehatan Cakap People.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WHO: Varian Baru Virus Corona Inggris Sekarang Ada di 70 Negara dan Varian Baru Afrika Selatan di 31 Negara

Wabah di Sekolah Kristen Korea Selatan Mendorong Lonjakan Kasus COVID-19