CakapCakap – Cakap People! Demensia adalah kondisi kesehatan serius yang dikaitkan dengan penurunan daya ingat. Namun tidak semua penurunan daya ingat dikaitkan dengan demensia, karena banyak penyebab lain yang sebagian besar bisa diobati.
Dilansir Eat This Not That, Selasa, 19 Juli 2022, berikut lima alasan yang mungkin terkait dengan penurunan daya ingat menurut ahli:
1. Depresi dan kecemasan
Ahli neuropsikolog Aaron Bonner-Jackson mengatakan, orang yang hidup dengan masalah kesehatan mental mungkin mengalami penurunan daya ingat seperti sulit mengingat kenangan, peristiwa, atau fakta tertentu. Baik demensia maupun depresi dapat menyebabkan berkurangnya materi abu-abu di otak. Materi abu-abu bertanggung jawab atas memori dan emosi.
2. Trauma kepala
Amnesia adalah keluhan umum setelah mengalami cedera kepala. Jika kamu mengalami cedera kepala bertahun-tahun lalu dan mengalami masalah terus-menerus dengan fungsi kognitif seperti sulit berkonsentrasi, penurunan daya ingat atau kebingungan, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter.
“Pastikan untuk mendiskusikan setiap perubahan suasana hati atau tidur, dan kesulitan dengan bahasa, perhatian, dan pemrosesan informasi. Efek jangka panjang dari cedera kepala dapat menyebabkan kecacatan sebagian atau total yang dapat mencegah pemulihan fungsional dan psikososial seseorang,” kata ahli saraf dr Raina Gupta.
3. Long Covid
Salah satu gejala long Covid adalah kabut otak yang berkelanjutan. Saintis di Aging Brain Center Tamara Fong mengatakan, orang yang berjuang dengan long Covid mungkin memiliki masalah dengan perhatian, memori, dan fungsi eksekutif.
Studi melaporkan masalah ini baik pada orang yang tidak dirawat di rumah sakit dengan Covid dan pada mereka yang dirawat, serta pada orang yang memiliki kasus parah. Temuan ini menimbulkan beberapa pertanyaan penting tentang bagaimana infeksi Covid-19 memengaruhi kognisi.
4. Diabetes
Masalah gula darah jangka panjang dapat menyebabkan masalah memori. Dr Bonner-Jackson menjelaskan, gula darah adalah sumber utama bahan bakar tubuh. Jika kadarnya tidak tepat, itu dapat memengaruhi kemampuan tubuh. Seiring waktu, terlalu banyak gula darah dapat merusak otak. Terlalu sedikit dapat menyebabkan hipoglikemia, yang pada kasus yang parah menyebabkan kebingungan.
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!