CakapCakap – Cakap People! Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 4 ribu anak tewas akibat serangan tanpa henti yang dilancarkan Israel sejak Sabtu 7 Oktober 2023. Korban jiwa diperkirakan mencapai angka 9.770 hingga saat ini.
Dilansir dari Al Jazeera, pada Minggu 5 November 2023 sore, serangan udara Israel menghantam beberapa rumah di dekat sebuah sekolah di kamp pengungsi Bureji di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 13 orang, menurut pejabat di Rumah Sakit Al-Aqsa.
Kamp tersebut dihuni sekitar 46 ribu orang dan juga diserang oleh pasukan Israel pada Kamis 2 November 2023.
Ini adalah kamp pengungsi ketiga yang terkena serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir. Lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan di kamp pengungsi al-Maghazi dan Jabalia di Gaza.
Dilansir dari Insider, organisasi kemanusiaan internasional Save The Children mengatakan jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza dalam tiga minggu akibat serangan Israel telah melampaui jumlah total anak yang terbunuh di seluruh zona konflik global sejak 2019.
1 Anak Tewas Tiap 5 Menit di Gaza Akibat Serangan Israel
Satu anak Palestina terbunuh setiap lima menit di Gaza akibat serangan udara yang dilancarkan Israel. Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, di depan Dewan Keamanan PBB.
“Setiap lima menit, seorang anak Palestina terbunuh. Berapa hari lagi Anda menunggu untuk menyadari bahwa ini adalah perang melawan anak-anak kita? Anak-anak kami – yang, seperti anak-anak Anda, adalah anak-anak Tuhan, anak-anak terang,” kata Mansour, dilansir dari laman Alarabiya News.
“Gaza sekarang seperti neraka dunia,” kata utusan tersebut pada sesi darurat yang diadakan atas permintaan UEA.
“Setiap menit adalah perbedaan antara hidup dan mati bagi warga Palestina di Gaza,” tambahnya.
‘Ini adalah Pembantaian’
Seorang warga di kamp al-Maghazi, Arafat Abu Mashaia, mengatakan serangan udara Israel meratakan beberapa rumah bertingkat yang selama ini menjadi tempat berlindung warga sipil.
“Itu benar-benar pembantaian,” katanya, sembari berdiri di reruntuhan rumah yang hancur.
“Semua yang ada di sini adalah orang-orang yang damai. Saya menantang siapa pun yang mengatakan ada [pejuang] perlawanan di sini.”
Kamp tersebut merupakan kawasan perumahan yang dibangun dan terletak di zona evakuasi, di mana militer Israel mendesak warga sipil Palestina untuk mencari perlindungan karena mereka memfokuskan serangan militernya ke kawasan utara.
Warga lainnya, Saeed al-Nejma (53) mengatakan dia sedang tidur bersama keluarganya ketika ledakan terjadi di lingkungan tersebut.
“Sepanjang malam, saya dan teman-teman lainnya berusaha mengambil korban tewas dari reruntuhan. Kami punya anak, dipotong-potong, dicabik-cabik dagingnya,” ungkapnya.
Seorang pria mengatakan dia harus berjalan sejauh 500 meter (1.640 kaki) dengan tangan terangkat saat melewati pasukan Israel. Warga lain menggambarkan melihat mayat di dalam mobil yang rusak di sepanjang jalan.
“Anak-anak pertama kali melihat tank. Kasihanilah kami,” kata seorang warga Palestina yang menolak menyebutkan namanya.
Menurut PBB, 1,5 juta orang kini menjadi pengungsi internal di Gaza dari total populasi 2,3 juta jiwa. PBB telah menyerukan ‘gencata senjata kemanusiaan’ di Gaza, namun Israel menolak dan menegaskan akan tetap melancarkan serangan demi ‘mempertahankan diri’.