CakapCakap – Cakap People! Sebuah studi terbaru yang diterbitkan pada pekan ini menunjukkan bukti tentang bagaimana air berasal dari Bumi dan petunjuknya berasal dari beberapa batuan tertua di tata surya.
Melimpahnya air di Bumi menjadikan satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia ini sangat unik di tata surya. Tetapi, para ilmuwan tidak pernah yakin bagaimana ini dapat terjadi.
Melansir VOA News, beberapa ilmuwan meyakini air maupun senyawa kimia yang menyusun air yang ada di Bumi selama ini, tertanam di batuan asli yang membentuk planet Bumi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Namun, sejumlah peneliti yang mempelajari model keberadaan Bumi di tata surya berpikir bahwa seharusnya ini terbentuk sebagai planet yang kering.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Science pada Kamis, 27 Agustus 2020, mengamati komposisi sampel meteorit enstatite chondrite. Ini adalah bentuk meteorit kuno langka yang diyakini telah terbentuk sangat awal dalam kehidupan tata surya. Para ilmuwan telah menolak batuan luar angkasa ini sebagai sumber air di Bumi karena telah terpapar panas dan radiasi matahari muda di awal pembentukan.
Sebaliknya, para astronom berteori air datang ke Bumi kemudian dalam pembentukannya, melalui meteorit kondrit berkarbon, yang berasal dari tata surya luar, di mana air lebih berlimpah.
Dalam studi baru, peneliti mengukur jumlah hidrogen, unsur utama dalam air, dalam 13 sampel meteorit enstatite chondrite. Analisis mereka mengungkapkan bahwa meteorit ini membawa lebih banyak hidrogen daripada yang diyakini sebelumnya. Begitu banyak hidrogen, sehingga penulis studi tersebut mengatakan bahwa mereka percaya meteorit kuno dapat mencapai setidaknya tiga kali jumlah air di lautan Bumi saat ini.
Oleh karena itu, para ilmuwan dalam penelitian ini berpendapat bahwa air di Bumi mungkin berasal dari batuan luar angkasa yang membentuk planet.