Siapa bilang Indonesia enggak punya olahan susu yang mirip keju? Wah, itu pemikiran salah, gaes. Ada banyak sapi dan kerbau di semua budaya Nusantara. So, pasti ada ribuan olahan susu sapi atau kerbau yang beredar. Kita aja, nih, yang gak akrab dengan olahan tradisional yang ada di sekitar kita dan lebih suka mengkonsumsi keju yang berasal dari Barat itu.
Salah satu olahan susu kerbau bisa kamu temukan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, gaes. Saudara-saudara kita yang ada di sana menyebutnya dengan nama ‘dangke’; mirip ‘danke’, yang dalam Bahasa Jerman berarti ‘Terima kasih’. Bahan dasar dangke berasal dari susu kerbau atau susu sapi yang sudah mengalami fermentasi. Bagi masyarakat lokal, dangke adalah olahan tradisional yang nikmat tiada duanya. Sehat pula.
Konon, nih, gaes, produksi dangke yang bentuknya kenyal dan berwarna putih seperti tahu itu sudah dimulai sejak tahun 1900an, lho. Pembuatannya pun unik, melibatkan getah pepaya pula. Gimana, sih, caranya?
Pertama, nih, sebelum difermentasi, susu sapi atau kerbau yang masih segar dipanaskan sampai kurang lebih 70 derajat Celcius. Karena masih ada kandungan air, maka digunakan lah getah pepaya untuk memisahkan air dan lemak susu. Ternyata, getah pepaya itu juga yang memadatkan susu tadi menjadi bongkahan-bongkahan keju berwarna putih. Jadinya gampang banget memisahkan air dari lemak susu. Air dibuang, sementara lemak susu dicetak. Biasanya dangke dicetak menggunakan tempurung kelapa yang sudah dibersihkan sebelumnya dan dibungkus oleh daun pisang.
Ada kalanya, nih, saudara-saudara kita yang berjualan dangke menambahkan nanas sehingga ada sedikit warna kuning dan rasanya agak masam dikit. Dangke ini biasa dijual dalam bentuk bongkahan yang bisa dipegang oleh dua tangan orang dewasa. Tahu, nggak, sih, kalau satu bongkahan dangke itu setara dengan 2 liter susu segar?
Soal kandungan gizinya, kamu gak usah khawatir, gaes. Sama banget dengan susu dan keju. Bahkan, prosesnya yang alami memungkinkan kalau dangke lebih menyehatkan ketimbang keju yang biasa kamu beli di supermarket. Harganya cukup murah; hanya 15 ribu rupiah per potong. Kamu bisa saja menggoreng atau memanggang dangke ini. Rasanya enak. Tapi, kalau kamu beruntung banget, kamu bisa menjajal dangke bersama pulu mandoti. Ini varian beras yang cuma tumbuh di persawahan yang ada di Enrekang.