CakapCakap – Cakap People! Perubahan iklim tidak hanya membunuh planet kita, tetapi juga mengancam kesehatan manusia.
Daily Mail melaporkan, Jumat, 20 September 2019, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa ada sekitar 900 orang meninggal, 21.000 rawat inap dan pemerintah AS mengeluarkan USD 10 miliar, atau sekitar Rp 14 triliun untuk biaya perawatan kesehatan. Hal tersebut dikaitkan dengan sejumlah peristiwa yang terjadi akibat dampak iklim, itu hanya pada tahun 2012 saja.
Temuan baru ini menunjukkan bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi ‘mewakili keadaan darurat kesehatan masyarakat yang utama’ di Amerika Serikat.
Penelitian ini disusun oleh tim ahli dari Universitas Columbia, Universitas California Los Angeles dan kelompok advokasi lingkungan nirlaba Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam – Natural Resources Defense Council (NRDC).
Sepuluh peristiwa sensitif iklim yang melanda 11 negara bagian AS pada tahun 2012 dianalisis untuk menjadi objek penelitian yang diterbitkan dalam jurnal GeoHealth.
Tim memeriksa kebakaran hutan di Colorado dan Washington, polusi udara ozon di Nevada, panas ekstrem di Wisconsin, wabah penyakit menular penyakit Lyme yang ditularkan melalui kutu di Michigan dan virus West Nile yang ditularkan oleh nyamuk di Texas, cuaca ekstrem di Ohio, dampak Badai Sandy di New Jersey dan New York, serbuk sari kayu alergenik di North Carolina, dan ganggang mekar berbahaya di pantai Florida.
“Menerapkan pendekatan penilaian ekonomi yang konsisten untuk studi yang diterbitkan dan perkiraan negara, kami memperkirakan total biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan kesehatan dari 917 kematian, 20.568 rawat inap, dan 17.857 kunjungan gawat darurat adalah sebesar USD 10 miliar, besaran itu berdasarkan perhitungan nilai dolar pada 2018, dengan kisaran sensitivitas USD 2,7 – USD 24,6 miliar, demikian menurut studi tersebut.
‘’Perubahan iklim merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang utama. Tetapi dampaknya yang merusak dan mahal pada kesehatan orang Amerika sebagian besar tidak ada dalam debat kebijakan iklim, “kata pemimpin penelitian, Dr. Vijay Limaye, seorang ilmuwan di Pusat Sains NRDC. ‘Penelitian kami menunjukkan bahwa biaya terkait kesehatan menambah setidaknya 26 persen pada label harga nasional untuk kerusakan parah akibat cuaca 2012.
‘Penderitaan manusia yang terus menerus dan biaya yang mengejutkan ini adalah alasan lain kita harus mengambil tindakan tegas untuk mencegah perubahan iklim sekarang. Memotong polusi gas rumah kaca dan memperluas energi bersih, sembari juga berinvestasi dalam kesiapsiagaan dan adaptasi iklim, adalah resep untuk masa depan yang lebih aman dan lebih sehat. “
Sejak 2012, suhu tahunan terus meningkat, dan merupakan lima tahun terpanas dalam rekor global dalam lima tahun terakhir.
Sementara AS mengalami bencana cuaca sebesar USD 11 miliar pada 2012, jumlah itu melampaui pada 2016, 2017, dan 2018, menurut data yang dikumpulkan oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). Perkiraan biaya cuaca ekstrem tahunan NOAA tidak termasuk biaya kesehatan.
“Sudah jelas bahwa kegagalan untuk mengatasi perubahan iklim, dan segera, akan menghabiskan banyak uang bagi kita, termasuk kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap kesehatan kita,” kata rekan penulis studi Dr. Kim Knowlton, ilmuwan senior di NRDC.
Laporan tersebut menemukan bahwa lebih dari dua pertiga dari biaya sakit dibayar oleh Medicare dan Medicaid.
Hal itu sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua dan yang kurang beruntung secara ekonomi adalah di antara mereka yang paling rentan terhadap kerusakan akibat perubahan iklim.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Memulai Aksi Dunia, Ratusan Ribu Warga Australia Ikut Demonstrasi Perubahan Iklim - CakapCakap