in ,

Dalam Tempo 2 Minggu 12 Gajah Mati Kelaparan di Taman Nasional Hwange Zimbabwe

Peristiwa matinya 12 gajah ini telah menjadi ancaman serius bagi hewan-hewan di Taman Nasional Hwange

CakapCakapCakap People! Hanya dalam tempo dua minggu, setidaknya 12 ekor gajah mati akibat kelaparan selama musim kemarau di Taman Nasional Hwange, yakni cagar alam terbesar di Zimbabwe.

“Sejauh ini 12 ekor gajah mati dalam waktu dua minggu karena tidak ada air dan hilangnya habitat di cagar alam Hwange,” kata petugas di taman cagar alam Hwange, seperti dikutip oleh TEMPO dari aa.com.tr, Minggu, 20 Oktober 2019.

Seekor gajah tewas karena kelaparan di Zimbabwe. [Sumber: aa.com.tr]

Menurut Tinashe Farawo, Juru bicara Taman Nasional Zimbabwe, kejadian ini (matinya 12 gajah) telah menjadi ancaman serius bagi hewan-hewan di Taman Nasional  Hwange ketika Zimbabwe menghadapi kekeringan terburuk seperti diumumkan PBB. 

Taman Nasional Hwange di Zimbabwe didirikan pada 1930 dengan luas lahan 14.651 meter persegi. Cagar alam ini terletak di wilayah barat Zimbabwe dan sekarang menjadi rumah bagi empat hewan besar, kecuali badak.

“Cagar alam ini ditujukan untuk melayani 15 ribu gajah, namun sekarang menampung lebih dari 55 ribu gajah sehingga habitat spesies hewan yang lebih kecil dari gajah juga ikut hancur,” kata Farawo.

Menurut Farawo, seluruh spesies hewan telah terdampak musim kemarau ini, termasuk burung-burung, namun gajah mudah dihitung karena hewan mamalia ini sangat besar. 

Seekor gajah berusia 70 tahun terlihat sangat kurus dan kurang makan yang diduga dipaksa mengikuti parade. [Sumber: Save Elephant Foundation/Facebook/mirror.co.uk]

Taman Nasional Hwange telah menjadi tuan rumah lebih dari 100 ekor hewan mamalia dan 400 ekor burung dari beragam spesies, termasuk 19 hewan herbivora dan 8 hewan karinovora  yang seluruhnya masuk daftar spesies yang dilindungi.

Sebelumnya pada Oktober 2013 di Afrika Selatan, sejumlah pemburu membunuh lebih dari 300 gajah Afrika dengan sianida yang dituang ke tempat-tempat hewan itu minum. Para ahli konservasi mengklaim insiden itu pembunuhan ilegal pada hewan terbesar dalam 25 tahun terakhir.

TEMPO

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Serunya HUT ke-9 TSM Makassar dengan Rangkaian Acara Sepanjang Oktober, Ada Tampilan JKT48

Inilah Alasan Gibran Rakabuming Serahkan Bisnis Kulinernya Kepada Kaesang Pangarep