CakapCakap – Cakap People! Terdapat 13 negara termiskin di Asia menurut World Population Review 2024. Apakah Indonesia masuk dalam daftar tersebut? Salah satu faktor utama kemiskinan di dunia karena masalah krisis ekonomi melanda negara tersebut, termasuk yang terjadi di negara-negara di Asia. Tak heran bila terdapat beberapa negara di Asia yang masuk ke dalam golongan negara miskin.
World Population Review 2024, menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator penyebab suatu negara mengalami kemiskinan, mulai dari krisis ekonomi, konflik berkepanjangan, hingga utang negara yang menumpuk. Hal inilah yang membuat negara tersebut masuk ke dalam deretan negara termiskin di Asia.
Negara mana saja yang masuk dalam daftar? Apakah Indonesia masuk ke dalam golongan tersebut? Berikut adalah daftar 13 negara termiskin di Asia menurut World Population Review 2024.
1. Afghanistan
Siapa sangka, negara termiskin di Asia yang pertama adalah Afghanistan. Pendapatan per kapita negara ini hanya sebesar USD 508 atau sekitar Rp7,77 juta saja. Penyebabnya karena konflik bersenjata yang berkepanjangan, korupsi pemerintah, hingga kesenjangan pendapatan yang besar.
Akibatnya, negara ini mengalami kondisi perekonomian yang sulit dan tidak stabil. Hal ini yang membuat sebagian besar warga Afghanistan berada di garis kemiskinan, bahkan hidupnya terancam karena minimnya pendapatan sehari-hari yang bisa mereka peroleh.
2. Korea Utara
Korea Utara berbanding jauh dengan kondisi negara tetangga Korea Selatan. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini justru memiliki kondisi ekonomi yang cukup sulit. Kemiskinan yang terjadi di negara ini dipengaruhi oleh pemerintahan yang buruk dan tidak ada akses untuk pasar bebas di sana.
Kondisi ini makin diperparah dengan pemerintahan negara yang begitu tertutup dan sulit untuk mengetahui keadaan ekonomi di negara tersebut. Untuk saat ini, Korea Utara diketahui memiliki pendapatan per kapita USD 642 atau sekitar Rp9,82 juta.
Sementara itu, pada tahun 2020, diperkirakan sekitar 60% penduduk Korea Utara hidup di bawah garis kemiskinan dan kelaparan.
3. Nepal
Kaya akan sumber daya alam, Nepal masih menjadi favorit sebagian wisatawan untuk menikmati pemandangan pegunungan yang indah. Sayangnya itu semua tidak dibarengi dengan kestabilan pendapatan di negara tersebut.
Nepal memiliki pendapatan per kapita USD 1.155 atau sekitar Rp17,67 juta. Kemiskinan yang terjadi di Nepal disebabkan oleh ketidakstabilan politik, tingkat korupsi yang tinggi, kurangnya industri, hingga ketergantungan pendapatan pada sektor pertanian.
Sehingga begitu disayangkan, pemerintah Nepal belum bisa memanfaatkan sumber daya alam di sana dengan mengekspornya ke negara lain untuk meningkatkan pendapatan negara itu.
4. Tajikistan
Tajikistan merupakan negara pegunungan penghasil kapas. Keindahan alam dan hamparan pegunungan yang mampu memanjakan mata rupanya tidak selaras dengan kondisi ekonomi di negara tersebut.
Kemiskinan di Tajikistan berasal dari kurangnya infrastruktur yang menyebabkan perekonomian mereka tidak berjalan lancar dan perang saudara yang menghancurkan sejumlah sekolah di negara itu. Alhasil, banyak penduduk Tajikistan memilih pergi ke luar negeri untuk mencari peluang kerja yang lebih baik.
5. Yaman
Kemiskinan yang melanda negara Yaman sebagian besar disebabkan oleh adanya perang saudara, korupsi, dan ketidakmampuan pemerintah mengurus ekonomi negara tersebut. Hal inilah yang membuat Yaman disebut sebagai salah satu negara di Asia yang terbelakang di dunia.
Seperti yang diketahui bahwa pendapatan per kapita di sana hanya sebesar USD 824 atau sekitar Rp12,6 juta. Akibatnya, semakin banyak penduduk Yaman yang berada di bawah garis kemiskinan. Sekitar 79% penduduk di sana hidup di bawah garis kemiskinan dan 65% tergolong hidup sangat miskin.
6. Kirgistan
Tak memiliki cukup banyak pendapatan dari sumber daya alam, Kirgistan hanya dapat mengekspor kapas dan tembakau ke luar negeri. Selain itu, Kirgistan sangat bergantung pada sektor pertanian dan kurangnya pendidikan di negara tersebut menjadi penyebab negara ini mengalami kemiskinan.
Kirgistan sendiri memiliki pendapatan per kapita USD 1.173 atau sekitar Rp17,94 juta. Sehingga, ada sekitar 32% penduduk di Kirgistan yang hidup di bawah garis kemiskinan.
7. Kamboja
Baru-baru ini, Kamboja mendapat pencapaian ekonomi yang cukup membanggakan untuk bisa melawan kemiskinan.
Sayangnya, pemerintah Kamboja tidak berbuat banyak untuk membangun infrastruktur yang diperlukan untuk membantu warganya keluar dari garis kemiskinan. Alhasil, Kamboja tetap mengalami ketimpangan pendapatan dan sumber daya manusia yang terus berkurang.
8. Myanmar
Faktor utama yang menjadi penyebab penduduk Myanmar hidup dalam kemiskinan adalah perencanaan pemerintah yang buruk, kerusuhan internal, kurangnya investasi asing, defisit perdagangan yang besar, infrastruktur yang tidak memadai, serta minimnya pengetahuan mengenai pemanfaatan sumber daya alam milik negara.
Akibatnya, sekitar 26% penduduk Myanmar hidup dalam garis kemiskinan, khususnya yang berada di daerah pedesaan. Sehingga, pendapatan per kapita negara ini sebesar USD1.400 atau sekitar Rp21,42 juta.
9. Suriah
Tak banyak informasi dan data ekonomi yang bisa didapatkan dari negara satu ini. Namun, diperkirakan sekitar 80% penduduk Suriah hidup d ibawah garis kemiskinan. Angka tersebut terus meningkat sebesar 45% sejak tahun 2007 silam.
Penyebabnya karena adanya perang saudara berkepanjangan yang telah menghancurkan infrastruktur layanan kesehatan dan fasilitas pendidikan di negara tersebut. Sehingga, Suriah mengalami tingkat inflasi yang melonjak tinggi sebesar 121,29% pada tahun 2014. Oleh karena itu, Suriah diperkirakan memiliki pendapatan per kapita USD 870 atau sekitar Rp13,31 juta.
10. Pakistan
Pakistan merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sayangnya, ada sekitar 40% penduduknya hidup dalam garis kemiskinan besar. Pakistan sendiri tercatat memiliki pendapatan per kapita sebesar USD 1.193 atau setara dengan Rp18,25 juta.
Hal ini rupanya disebabkan oleh tingginya angka korupsi dan elitisme pemerintahan, konflik agama dan sekuler, serta kurangnya demokrasi di negara tersebut yang membuat penduduknya hidup miskin.
11. India
Meskipun peringkat teratas orang terkaya di Asia di duduki oleh orang India, yaitu Mukesh Ambani. Namun itu semua tidak berlaku pada pemerataan ekonomi penduduk di sana. Pasalnya, ada sekitar 21% penduduk India yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Hal ini lantaran di India masih banyak penduduknya yang tidak mengenyam bangku pendidikan, diskriminasi gender, kesenjangan sosial, hingga populasi penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya.
12. Uzbekistan
Negara ini memiliki sumber daya alam yang memadai, mulai dari emas, tembaga, gas bumi, kapas, dan anggur. Namun sangat disayangkan karena korupsi birokrasi yang merajalela di Uzbekistan, sehingga keuntungan dari industri-industri ini hanya bisa dinikmati oleh segelintir masyarakat saja.
Bahkan, kasus korupsi dan kesenjangan sosial di Uzbekistan disebut-sebut sebagai salah satu hambatan terbesar negara itu untuk bisa keluar dari garis kemiskinan.
13. Timor Leste
Usai merdeka dari Indonesia pada tahun 2002, negara ini rupanya masih menjalani pembangunan pemerintahan yang belum sempurna. Timor Leste diketahui memiliki pendapatan per kapita sebesar USD 1.381 atau sekitar Rp21,12 juta.
Sistem hukum negara yang masih lemah, serta infrastruktur telekomunikasi yang buruk disebut-sebut sebagai hambatan yang dihadapi Timor Leste untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara itu.