in ,

COVID-19: Pemerintah ‘Menutup Mata’ saat Kelompok Garis Keras Melanggar Protokol Kesehatan

Para kritikus mengatakan kelambanan pemerintah terhadap Rizieq telah merusak upaya dan kampanye COVID-19 sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus corona baru.

CakapCakapCakap People! Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab telah mengumpulkan ribuan orang di banyak acara di Jakarta dan Jawa Barat sejak kembali dari Arab Saudi pekan lalu. Tindakan tersebut dinilai meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 ketika pemerintah provinsi DKI Jakarta dan Polri berpaling dari kerumunan massa yang secara terang-terangan mengabaikan protokol kesehatan.

Mengutip laporan Jakarta Globe, butuh waktu enam hari bagi pemerintah DKI Jakarta untuk memberikan sanksi kepada Rizieq atas gelaran pertemuan tersebut. Satuan Polisi (Satpol PP) kota Jakarta mendendanya sebesar Rp 50 juta pada hari Minggu, 15 November 2020, karena merayakan Maulid Nabi Muhammad dan pernikahan putrinya, yang mengumpulkan ribuan orang di rumahnya di Petamburan, Jakarta Pusat sehari sebelumnya.

“Itu aturannya, berlaku untuk siapa saja,” kata Ketua Satpol PP Arifin kepada wartawan.

Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 13 November 2020. Kedatangannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut. [Foto: ANTARA/Arif Firmansyah/foc.]

Kapolri Idham Azis mengatakan polisi telah mengakui kerumunan atau keramaian massa tertentu — tanpa menyebut FPI — telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Jakarta dan berbagai komunitas di seluruh Indonesia.

Idham mengulangi seruan pemerintah untuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan untuk menghindari keramaian. “Ini harus dilakukan oleh kita semua bersama untuk memastikan keamanan bersama,” katanya, Minggu, 15 November 2020. Namun, dalam pidato tersebut, Idham tidak menyebutkan sanksi yang sering ditegaskannya dalam sambutan publik sebelumnya tentang COVID-19.

Polisi mengambil sedikit tindakan untuk mengekang pertemuan tersebut, meskipun telah mengerahkan 70.608 personel di wilayah Jabodetabek untuk menegakkan protokol kesehatan.

Alih-alih mengekang pertemuan FPI, polisi justru mengakomodasi dan mengizinkan rombongan berkumpul. Pada hari Jumat, 13 November 2020, misalnya, polisi mengatur lalu lintas kunjungan Rizieq ke Bogor. Polisi juga mengerahkan ratusan personel pada Sabtu, 14 November 2020, untuk memblokir jalan utama di depan rumah Rizieq agar bisa menggelar acaranya.

Sebaliknya, polisi membubarkan sekelompok orang yang berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat pada Sabtu, 14 November 2020, karena melanggar protokol kesehatan COVID-19. Kelompok tersebut mengaku mendukung Nikita Mirzani, selebritas yang secara terbuka mengkritik Rizieq di media sosial.

Para kritikus mengatakan kelambanan pemerintah terhadap Rizieq telah merusak upaya dan kampanye COVID-19 sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus corona baru.

“[S] alus populi suprema lex esto, yang digaungkan oleh pejabat negara dan aparat keamanan, tampaknya tidak berlaku di hadapan massa [Rizieq],” kata Hendardi, ketua kelompok hak asasi Setara Insitute pada hari Minggu, 15 November 2020, yang mengutip sebuah Pepatah Latin yang berarti ‘kesehatan rakyat harus menjadi hukum yang tertinggi.

Tidak adanya tata kelola yang tepat melukai para dokter dan perawat, yang terus berjuang di rumah sakit; siswa yang bosan dengan pembelajaran online; dan pengangguran yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena COVID-19, kata Hendardi.

Ia juga mengkritisi pemerintah dan polisi yang melakukan bujuk rayu alih-alih menindak tegas Rizieq. “Itu tugas pemerintah untuk memberlakukan undang-undang,” kata Hendardi.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

What pandemic?

Pertemuan Rizieq dimulai Selasa pekan lalu ketika ribuan anggota dan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) berbaris di jalan tol – menyebabkan kemacetan berjam-jam dan penundaan penerbangan karena ratusan awak tidak dapat mencapai bandara tepat waktu – dan berdesak-desakan dengan ketat di ruang di Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk menyambut pemimpin mereka, Rizieq, tiba dari Saudi.

Pada Rabu, Rizieq bertemu dengan sejumlah politisi, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di rumahnya di Petamburan, Jakarta Pusat. Rizieq adalah pendukung utama Anies dalam Pilkada Jakarta.

Jakarta mencabut persyaratan bagi orang-orang yang datang dari luar negeri untuk mengisolasi diri selama dua minggu, selama mereka dapat menunjukkan hasil negatif tes PCR pada saat kedatangan.

Pada hari Kamis, juru bicara Satgas COVID-19 Nasional, Wiku Adisasmito, berbicara menentang pertemuan tersebut. “Kami berharap kejadian kemarin [di Bandara Soekarno Hatta] menjadi kejadian yang terakhir karena ini berimplikasi pada potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar,” kata Wiku.

“Jangan egois. Harus diingat, kalau berkumpul bersama bisa mendatangkan malapetaka saat pandemi ini,” kata Wiku.

Seruan Wiku tidak didengar. FPI terus melakukan pertemuan pada hari Jumat pada peringatan Maulid Nabi di Tebet, Jakarta Selatan yang juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Kemudian pada hari itu, Rizieq mengunjungi Markaz Syariah, sebuah pondok pesantren yang berafiliasi dengan FPI di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam kedua kesempatan tersebut, ribuan orang berkumpul, namun hanya sedikit dari mereka yang terlihat memakai masker atau menjaga jarak satu meter satu sama lain, demikian tayangan video di kanal Youtube FPI.

Saat ditanya tentang kehadirannya di salah satu pertemuan FPI, Riza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus mengingatkan masyarakat agar taat aturan kesehatan.

“Untuk itulah, kami selalu hadir untuk menjalankan tugas kami, mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker. Masyarakat harus berhati-hati, memakai masker kapan saja, di mana saja, termasuk saat berbicara. Sekarang sudah banyak kegiatan keagamaan, khususnya Maulid Nabi, Kami meminta masyarakat untuk memakai masker dan menjalankan protokol kesehatan, “kata Riza, Jumat, 13 November 2020.

Riza tidak berkomentar bagaimana aturan pembatasan sosial skala besar (PSBB) transisi di Jakarta juga melarang pertemuan di tempat umum yang melebihi 50 persen dari kapasitas tempat atau mengharuskan orang untuk menjaga jarak satu meter satu sama lain.

Satgas COVID-19 juga tampak tidak berdaya untuk menghentikan keramaian. “Kewenangan untuk bertindak atas pertemuan-pertemuan itu terletak pada gugus tugas provinsi,” kata Wiku pada hari Sabtu.

Juga pada hari Sabtu, 14 November 2020, Satgas COVID-19 Nasional memutuskan untuk mengirimkan 10.000 masker dan hand sanitizer ke rumah Rizieq seiring rencana untuk melanjutkan acara pernikahan putrinya pada hari Minggu, 15 November 2020.

Letjen Doni Monardo, Ketua Satgas COVID-19 Nasional menyesalkan masih banyak yang lalai memakai masker di depan umum.

“Pemberian masker dan hand sanitizer gratis tidak hanya untuk menegakkan protokol kesehatan tapi juga sebagai bagian dari upaya mengajak seluruh [masyarakat] sekitar [Rizieq] untuk memakai masker,” kata Doni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 Artis Indonesia Ini Ternyata Berdarah Pakistan, Ada yang Segera Akhiri Masa Lajang!

PM Inggris Boris Johnson Isolasi Diri Pasca Kontak Dengan Anggota Parlemen yang Positif COVID-19