in ,

COVID-19: Malaysia Putuskan LOCKDOWN di Seluruh Negara Bagian Hingga 31 Maret 2020

Lockdown ditempuh untuk mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas setelah Malaysia mengalami lonjakan tajam kasus harian terbaru.

CakapCakapCakap People! Malaysia akhirnya memutuskan untuk melakukan lockdown di seluruh negara bagian sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) lebih luas. Lockdown akan mulai diberlakukan pada Rabu, 18 Maret hingga 31 Maret 2020 mendatang. Hal itu diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yasin pada hari Senin, 16 Maret 2020 saat melihat lonjakan tajam kasus harian di Malaysia.

“Perintah kawalan pergerakan ini dibuat di bawah Undang-Undang Pencegahan dan Pengawalan Penyakit Berjangkit 1988 dan Undang-Undang Polisi 1967,” kata PM Muhyiddin dalam pidato khusus tentang COVID-19 di Kantor Perdana Menteri Malaysia, Senin malam, 16 Maret 2020.

Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin. [ANTARA/Agus Setiawan]

Lockdown atau karantina, yang disebut dalam bahasa setempat sebagai Perintah Kawalan Pergerakan, tersebut meliputi :

Pertama, larangan menyeluruh pergerakan dan kegiatan massal di seluruh negeri, termasuk aktivitas keagamaan, olah raga, sosial dan budaya.

“Untuk menegakkan larangan ini, semua rumah ibadah dan tempat perniagaan hendaklah ditutup, kecuali toko serba ada (pasaraya), toko kelontong, pasar umum, kedai dan toko serba ada yang menjual barang keperluan harian,” katanya.

Ia mengatakan, khusus untuk umat Islam, penangguhan semua aktivitas keagamaan di masjid dan surau, termasuk shalat Jumat, ditetapkan berdasarkan keputusan Musyawarah Panitia Muzakarah Khusus yang telah bersidang pada 15 Maret 2020.

Kedua, pembatasan menyeluruh semua perjalanan warga Malaysia ke luar negeri.

“Bagi yang baru pulang dari luar negeri, mereka diminta menjalani pemeriksaan kesehatan dan melakukan karantina secara sukarela (atau self quarantine) selama 14 hari,” katanya.

Ketiga, pembatasan masuk semua wisatawan dan warga asing.

Keempat, penutupan semua PAUD, sekolah pemerintah dan swasta termasuk sekolah harian, sekolah berasrama penuh, sekolah internasional, pusat tahfiz, lembaga pendidikan tingkat rendah, menengah dan prauniversitas.

Kelima, penutupan semua institusi pendidikan tinggi (IPT) pemerintah dan swasta serta institut latihan ketrampilan di seluruh negara bagian.

Keenam, penutupan semua lembaga pemerintah dan swasta kecuali yang terlibat dengan pelayanan penting negara, yaitu air, listrik, energi, telekomunikasi, pos, pengangkutan, pengairan, minyak, gas, bahan bakar, pelumas, penyiaran, keuangan, perbankan, kesehatan, farmasi, PMK, penjara, pelabuhan, lapangan terbang, keselamatan, pertahanan, pembersihan, eceran dan persediaan makanan.

Ia mengatakan bahwa tindakan tersebut perlu dijalankan oleh pemerintah untuk membendung penularan wabah COVID-19 dan dari kemungkinan merenggut nyawa masyarakat Malaysia.

Kasus COVID-19 melonjak tajam dan menempatkan Malaysia sebagai yang terparah di Asia Tenggara

Seperti diketahui, hingga Senin, 16 Maret 2020, Malaysia telah melaporkan total 553 kasus COVID-19, di mana hampir dua pertiga dari jumlah tersebut telah dikaitkan dengan pertemuan massal ‘Ijtima’ Tabligh’ yang menjadikan Malaysia  sejauh ini sebagai negara yang terkena dampak terparah di Asia Tenggara, melansir Reuters.

Hampir dua pertiga kasus COVID-19 di Malaysia terkait kegiatan ‘Ijtima Tabligh’ di Masjid Jamek Sri Petaling. [Sumber foto: Facebook / DGHisham via New Straits Times]

Malaysia melaporkan 125 kasus baru COVID-19 pada hari Senin, 16 Maret 2020 — peningkatan tajam terbesar kedua dan kebanyakan dari mereka adalah terkait dengan jamaah yang menghadiri acara ‘Ijtima’ Tabligh’ di Masjid Jamek Sri Petaling di ibukota  Kuala Lumpur, yang berlangsung dari 28 Februari hingga 1 Maret.

Acara tersebut, dihadiri oleh 16.000 orang dari beberapa negara, diadakan pada saat Malaysia berada dalam kekacauan politik menyusul pengunduran diri perdana menteri Mahathir Mohamad saat itu.

Dari 14.500 warga Malaysia yang menghadiri acara itu, hanya 7.000 orang yang datang untuk melakukan uji COVID-19 meskipun para pejabat pemerintah dan agama telah berulangkali meminta mereka untuk melakukan tes, demikian dikatakan Menteri Kesehatan Malaysia Dr Adham Baba pada konferensi pers.

Dari total 553 kasus COVID-19, sebanyak 511 orang sedang dirawat di rumah sakit dan 42 orang sudah pulih hingga Senin, 16 Maret 2020. Malaysia juga mengumumkan peningkatan anggaran sebesar 230 juta dolar AS dalam paket stimulus.

Pertemuan di Kuala Lumpur itu juga menyebabkan infeksi baru COVID-19 di Singapura dan Brunei. Singapura menutup semua masjid pada hari Jumat, 13 Maret setelah lima orang yang menghadiri acara di Malaysia tersebut yang dinyatakan positif virus corona.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Body Tracing Art, Acara Seru dari The Fing Space untuk Anak dan Ibu!

COVID-19: Dari Sumatera Hingga Sulawesi, Sekolah-sekolah Ditutup dan Social Distancing Diterapkan