CakapCakap – Cakap People! Sejumlah negara mengambil langkah untuk melonggarkan pembatasan atau lockdown setelah melihat adanya tren penurunan kasus virus corona (COVID-19) di negaranya. Mereka mulai membuka kembali pusat bisnis, pemerintahan, hiburan hingga sekolah-sekolah.
Negara-negara seperti China dan Korea Selatan sudah membolehkan anak-anak untuk kembali ke ruang kelas mereka. Keputusan tersebut muncul setelah negara-negara itu telah lama melewati ‘puncak’ epidemi, dan jumlah pasien baru yang terinfeksi COVID-19 tetap terkendali.
Namun, lebih dari 500 sekolah di Korea Selatan terpaksa ditutup lagi setelah dibuka kembali dalam wakru singkat, setelah negara itu mencatat kasus baru di pusat logistik di Bucheon. Cluster baru itu mencatat lebih dari 100 kasus COVID-19 baru dan ditemukan di pusat logistik, CNN melaporkan.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan Kim Gang-lip, lebih dari 3.836 orang dari 4.351 pekerja dan pengunjung di pusat logistik tersebut sejauh ini telah menjalani uji COVID-19.
Semua yang bekerja di pusat logistik sejak 12 Mei harus melakukan karantina sendiri dan uji COVID-19, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, dan setiap siswa atau guru yang tinggal di rumah dengan seorang pekerja di pusat logistik tersebut harus tinggal di rumah.
Sebagian besar siswa sekarang diharapkan untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh untuk melanjutkan kelas mereka untuk saat ini.
Korea Selatan sedang bergerak untuk memberantas kebangkitan gelombang kedua virus corona di Ibu Kota Seoul dan daerah metropolitan sekitarnya.
Taman, galeri seni, museum dan teater yang dioperasikan oleh pemerintah di wilayah metropolitan Seoul — tempat tinggal bagi sekitar setengah dari populasi negara itu yaitu hampir 52 juta orang — juga telah ditutup untuk umum selama dua minggu ke depan, atau hingga 14 Juni.
Acara yang diselenggarakan pemerintah di daerah metropolitan akan dibatalkan atau ditunda juga, kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo, Kamis, 28 Mei 2020.
Park juga meminta orang-orang yang tinggal di wilayah metropolitan Seoul untuk menahan diri agar tidak pergi ke luar atau mengadakan acara selama dua minggu berikutnya.
Semua yang bekerja di pusat logistik sejak 12 Mei harus melakukan karantina sendiri dan dites untuk virus korona, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, dan setiap siswa atau guru yang tinggal di rumah tangga dengan seorang pekerja di pusat logistik tersebut harus tinggal di rumah.
Korea Selatan telah menjadi model bagaimana melakukan pembatasan penyebaran virus corona tanpa menerapkan lockdown yang luas, berkat program pengujian, pelacakan kontak dan karantina yang ketat.
Berdasarkan data yang dihimpun Worldometers, Korea Selatan sudah mencatatkan sebanyak 11.541 kasus orang yang terinfeksi COVID-19 sampai Selasa, 2 Juni 2020. Sementara itu, angka kematian mencapai 272 orang dan 10.446 pasien dinyatakan pulih.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Kemendikbud: Pendidikan SMK akan Diubah Jadi Empat Tahun atau Setara Diploma - CakapCakap
Pingback:Inilah 92 Kota/Kabupaten Zona Hijau yang Diizinkan untuk Pembelajaran Tatap Muka Langsung di Kelas - CakapCakap