CakapCakap – Cakap People! Italia baru saja resmi melampaui China untuk jumlah kematian terbanyak terkait COVID-19 secara global.
Jumlah total kasus di negara itu naik menjadi 41.035, Kamis, 19 Maret 2020, yang meliputi 5.322 kasus baru, demikian diungkapkan Badan Perlindungan Sipil Italia mengatakan pada konferensi pers. Hingga Jumat sore, 20 Maret 2020, pukul 16.30 WIB, jumlah kasus di Italia masih berada di angka tersebut.
Jumlah kematian di Italia telah mencapai 3.405 orang. Italia telah menjadi pusat wabah COVID-19 yang paling mematikan.
Sementara itu, jumlah kematian saat ini di China adalah 3.242, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Dengan perkembangan data tersebut, maka jumlah itu menjadikan Italia sebagai negara dengan jumlah kematian COVID-19 terbanyak di dunia sejauh ini, mengalahkan China.
Para ahli medis China yang ikut membantu negara itu menangani krisis di sana mengatakan, langkah-langkah penanganan COVID-19 di Lombardy, Italia utara yang terpukul parah dianggap “tidak cukup ketat,” melansir CNN.
Situasi di Lombardy saat ini “mirip dengan yang kami alami dua bulan lalu di Wuhan, China, pusat wabah COVID-19,” kata wakil presiden Palang Merah China, Sun Shuopeng, dalam konferensi pers di Milan, Italia, Kamis, 19 Maret 2020.
“Di kota Wuhan setelah satu bulan sejak penerapan kebijakan lockdown, kami melihat tren penurunan dari puncak penyakit,” kata Sun Shuopeng.
“Di sini di Milan, daerah yang paling parah terkena COVID-19, tidak ada lockdown yang sangat ketat: transportasi umum masih berfungsi dan orang-orang masih bergerak, Anda masih bisa makan malam dan berpesta di hotel dan Anda tidak memakai masker. Kami membutuhkan setiap warga negara untuk terlibat dalam pertarungan COVID-19 dan mengikuti kebijakan ini,” ucapnya.
Dia menyarankan agar orang Italia untuk menghentikan semua “kegiatan ekonomi dan menghentikan mobilitas orang.”
“Semua orang harus tinggal di rumah saja,” tambahnya.
Seperti diketahui, hingga Jumat sore, 20 Maret 2020, pukul 16.30 WIB, kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi kini telah mencapai 246.774, sebanyak 10.062 meninggal dunia, dan 88.488 orang pulih secara global, berdasarkan data Worldometers. Pandemi ini telah menyebar ke 182 negara sampai saat ini.