in ,

China Mulai Gunakan Swab Anal Untuk Uji COVID-19 yang Disebut Lebih Efektif Deteksi virus

CCTV mengatakan pada Minggu, 24 Januari 2021, bahwa swab anal tidak akan digunakan seluas metode lain, karena teknik itu “tidak nyaman.”

CakapCakapCakap People! China mulai menggunakan swab anal untuk menguji mereka yang dianggap berisiko tinggi tertular COVID-19. Demikian dilaporkan TV pemerintah. Pengguna media sosial dan pelancong bereaksi dengan prosedur invasif yang menurut dokter dapat lebih efektif dalam mendeteksi virus.

AFP melaporkan seperti yang dilansir The Straits Times, Rabu, 27 Januari 2021, para pejabat melakukan swab anal terhadap penduduk lingkungan dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Beijing minggu lalu, kata penyiar televisi pemerintah China, CCTV, sementara mereka yang berada di fasilitas karantina yang ditunjuk juga telah menjalani tes tersebut.

Wabah kecil yang terlokalisasi dalam beberapa pekan terakhir telah memicu kampanye pengujian massal di China. [FOTO: REUTERS]

Wabah kecil yang terlokalisasi dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan beberapa kota di China utara ditutup dari seluruh negara dan mendorong kampanye pengujian massal – yang hingga sekarang sebagian besar dilakukan menggunakan swab tenggorokan dan hidung.

Tetapi metode swab anal “dapat meningkatkan tingkat deteksi orang yang terinfeksi” karena jejak virus bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan, kata Li Tongzeng, seorang dokter senior dari Rumah Sakit You’an Beijing, kepada CCTV.

Pengguna platform media sosial Weibo yang populer di China — seperti Twitter — bereaksi terhadap metode swab anal tersebut dengan mengungkapkan rasa kegembiraan dan juga kengerian.

“Sangat beruntung saya kembali ke China lebih awal,” tulis seorang pengguna.

Low harm, but extreme humiliation,” kata yang lain, menyertakan emoticon tertawa.

Orang lain yang telah menjalani prosedur swab anal menimpali dengan dark humour.

“Saya telah melakukan dua kali swab anal, setiap kali saya melakukannya, saya harus melakukan swab tenggorokan setelahnya – saya sangat takut perawat lupa menggunakan swab baru,” canda seorang pengguna Weibo.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

CCTV mengatakan pada Minggu, 24 Januari 2021, bahwa swab anal tidak akan digunakan seluas metode lain, karena teknik itu “tidak nyaman.”

Ketika kasus meningkat di seluruh dunia, China telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada kedatangan internasional dalam upaya menjaga transmisi domestik mendekati nol.

Negara itu juga memperketat pembatasan di dalam negeri, dengan Beijing mengumumkan bahwa orang-orang dari daerah berisiko menengah atau tinggi akan dilarang masuk kota mulai Kamis, 28 Januari 2021, untuk mengurangi risiko penularan virus corona selama periode Tahun Baru Imlek.

Sementara itu, kedatangan ke negara tersebut harus menunjukkan hasil tes negatif dan karantina setidaknya selama 14 hari di hotel yang ditunjuk pada saat kedatangan, dengan banyak kota dan wilayah yang memberlakukan persyaratan observasi tambahan di rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bill Gates Terkejut Dengan Banyaknya Teori Konspirasi Pandemi Tentang Dirinya: ‘Gila’ dan ‘Jahat’

WHO Keluarkan Pedoman Klinis Baru Untuk Merawat Pasien COVID-19, Ini Rekomendasinya!