CakapCakap – Cakap People! Perusahaan farmasi harus menjual vaksin COVID-19 ke negara-negara Afrika dengan harga diskon dan memungkinkan vaksin diproduksi secara lokal agar berpotensi memangkas biaya. Demikian diungkapkan Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Afrika, John Nkengasong, Kamis, 17 Desember 2020.
Menurut laporan Reuters, John Nkengasong mengatakan bahwa Afrika bertujuan untuk memvaksinasi hingga 60% dari 1,3 miliar penduduknya dalam dua tahun ke depan, tetapi mungkin memerlukan beberapa tahun inokulasi.
Seberapa sering orang membutuhkan vaksinasi untuk melawan COVID-19 masih belum pasti, katanya.
“Karena itu, manufaktur lokal menjadi keharusan agar bisa mencapai tujuan kita,” ujarnya.
Banyak negara Afrika mengandalkan program COVAX yang merupakan program rencana alokasi vaksin COVID-19 global yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang berupaya menurunkan harga vaksin untuk negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah.
Tetapi CDC Afrika memperkirakan hanya mendapat 20% dari kebutuhan vaksinnya melalui COVAX, dan juga membutuhkan uang untuk mendistribusikan vaksin tersebut.
“Fasilitas COVAX tidak menangani pengiriman, melainkan mengurus pembelian vaksin. Tetapi tantangan terbesar untuk program vaksinasi adalah bagaimana Anda mengirimkannya kepada yang membutuhkan secara tepat waktu, ”kata Nkengasong,
Dia menambahkan benua itu bekerja dengan Afreximbank dan Bank Dunia untuk melihat bagaimana mengumpulkan dana untuk membeli dan mengirimkan vaksin.
Pada November, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang juga ketua Uni Afrika, mengatakan mereka membutuhkan 12 miliar dolar AS untuk program vaksinasi.
Pada hari Kamis, GAVI, aliansi vaksin yang memimpin COVAX dengan WHO, mengatakan COVAX berada di jalur yang tepat dengan tujuannya untuk mengamankan 2 miliar dosis vaksin COVID-19 pada akhir 2021.
“COVAX telah memenuhi target penggalangan dana awalnya dan membuat kemajuan luar biasa dalam menegosiasikan kesepakatan dengan produsen,” kata Thabani Maphosa, direktur pengelola di GAVI.
CDC Afrika mengatakan pada hari Kamis sebuah survei yang dilakukan dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine menunjukkan hampir 80% orang Afrika akan menggunakan vaksin COVID-19.