CakapCakap – Cakap People! Gerhana bulan parsial terlama dalam hampir 600 tahun, yang mengubah bulan menjadi merah, terlihat oleh sebagian besar umat manusia pada Jumat, 19 November 2021.
Cakram bulan hampir seluruhnya terlempar dalam bayangan saat bergerak di belakang Bumi, memerahkan 99 persen wajahnya.
Pemandangan itu terlihat di seluruh Amerika Utara dan sebagian Amerika Selatan mulai pukul 06.02 GMT pada Jumat. Menurut NASA, gerhana itu juga terlihat di Polinesia, sebagian Australia dan Asia timur laut, melansir Channel News Asia.
Pada 07.50 GMT, pengamat langit dengan pemandangan bebas awan di wilayah tersebut melihat bulan yang setengah tertutup oleh penumbra bumi – bayangan luar.
Ilmuwan luar angkasa mengatakan bahwa pada pukul 08.45 GMT bulan akan tampak merah, dengan pewarnaan paling jelas terlihat pada puncak gerhana 18 menit kemudian.
“Gerhana akan berada dalam fase Penumbra Eclipse pada saat bulan naik di atas cakrawala di sini,” jelasnya. “Gerhana Bulan Penumbral bisa sulit dikenali karena bagian bulan yang dibayangi hanya akan tampak sedikit lebih gelap daripada bagian bulan lainnya.”
Warna merah dramatis disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai hamburan Rayleigh, di mana gelombang cahaya biru yang lebih pendek dari matahari disebarkan oleh partikel di atmosfer bumi.
Gelombang cahaya merah, yang lebih panjang, dengan mudah melewati partikel-partikel ini.
“Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi saat gerhana, semakin merah Bulan yang akan muncul,” jelas website NASA.
“Seolah-olah semua matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke bulan.”
Dari saat gerhana dimulai – saat bulan memasuki bayangan Bumi – hingga saat berakhirnya gerhana berlangsung lebih dari tiga jam 28 menit.
Itu adalah gerhana parsial terlama sejak tahun 1440 dan tidak akan terkalahkan sampai 2669.
Tetapi pengamat bulan mengatakan tidak perlu menunggu selama itu untuk pertunjukan lain – akan ada gerhana bulan total dengan durasi yang lebih lama pada 8 November tahun depan (2022), kata NASA.
Kabar yang lebih baik lagi adalah bagi siapapun yang ingin menyaksikan fenomena tersebut tidak perlu menggunakan peralatan khusus seperti saat terjadi gerhana matahari.
Siapapun bisa menyaksikan baik melalui teropong, teleskop atau mata telanjang dan mendapatkan pemandangan yang layak – selama ada cuaca baik di Bumi.
Setelah melewati umbra – bayangan penuh – seluruh proses akan terbalik saat bulan meluncur keluar dari kegelapan dan melakukan perjalanan tanpa akhir mengelilingi planet kita.