in ,

Buku Putih: China Klaim Sebagai Negara Demokrasi Terbesar di Dunia

Pemerintah China mengklaim sebagai negara demokrasi terbesar di dunia dengan jumlah pemilih langsung paling banyak dibandingkan dengan negara-negara lain.

CakapCakap – Pemerintah China mengklaim sebagai negara demokrasi terbesar di dunia dengan jumlah pemilih langsung paling banyak dibandingkan dengan negara-negara lain. Sebanyak 900 juta lebih warga berpartisipasi memilih wakil untuk anggota kongres rakyat di tingkat kabupaten dan kota pada 2016 dan 2017. Demikian disampaikan buku putih Demokrasi China yang dipantau Antara Beijing, Selasa, 7 Desember 2021.

Hampir 2,48 juta orang dipilih secara langsung untuk mewakili kabupaten dan kota di kongres rakyat. Saat ini partisipasi masyarakat dalam pemilihan telah mencapai 90 persen.

Sebuah foto tahun 2019 menunjukkan bendera China di atas sebuah mobil dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Harbin, provinsi Heilongjiang, China. [Foto: REUTERS]

Buku putih berjudul “Keberhasilan Demokrasi” tersebut diterbitkan dan diluncurkan oleh Kantor Informasi Dewan Pemerintahan China (SCIO) sejak Sabtu, 4 Desember 2021. Peluncurkan buku putih tersebut sengaja untuk mendahului pelaksanaan KTT Demokrasi yang digelar oleh Amerika Serikat pada Kamis, 9 Desember 2021 hingga Jumat, 10 Desember 2021.

Buku putih itu lebih menonjolkan kepemimpinan Partai Komunis China (CPC) dalam proses demokrasi di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu. Demokrasi China lebih luas, lebih tulen, dan lebih efektif daripada demokrasi AS.

“Politikus AS mewakili kelompok kepentingan, tetapi di China seluruh proses demokrasi menjamin perubahan kehidupan masyarakat,” demikian Deputi Sekretaris Jenderal Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Guo Zhenhua.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian. [Foto: Reuters]

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian menambahkan bahwa demokrasi dibangun berdasarkan sejarah suatu negara dan diadaptasi dengan situasi masyarakat setempat.

“Demokrasi hak semua bangsa, bukan hak prerogatif segelintir orang. Bentuk demokrasi berbeda dan tidak ada model yang cocok untuk semua negara. Akan sangat tidak demokratis kalau untuk mengukur sistem politik yang beragam di dunia dengan satu tolok ukur,” ujarnya dalam pengarahan pers rutin di Beijing, Senin, 6 Desember 2021.

Penerbitan buku putih tersebut lebih ditujukan untuk menjawab berbagai tuduhan AS terhadap China sehingga di dalamnya lebih banyak berisi tentang perbandingan keberhasilan program pembangunan di kedua negara, termasuk keberhasilan dalam mengatasi pandemi COVID-19 dan pengentasan kemiskinan.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Travis Scott Ajukan Penolakan Gugatan Tragedi Astroworld

AS Luncurkan Radar Jarak Jauh Baru untuk Deteksi Rudal Balistik dari Korea Utara