CakapCakap – Cakap People! Ada “bukti kuat” bahwa ibu hamil yang positif COVID-19 dapat menularkan virus kepada bayi mereka yang belum lahir. Demikian diungkapkan para ilmuwan pada hari Kamis, 9 Juli 2020. Temuan ini dapat mempengaruhi bagaimana wanita hamil dilindungi selama pandemi.
Saat ada kasus isolasi dari bayi yang terinfeksi virus, temuan menunjukkan hubungan terkuat antara penularan ibu dan bayi.
Para peneliti di Italia mempelajari 31 wanita hamil dengan COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan menemukan adanya virus di dalam plasenta at-term, tali pusar, di vagina seorang wanita dan di dalam ASI.
Mereka juga mengidentifikasi antibodi COVID-19 spesifik dalam tali pusar beberapa wanita hamil serta dalam spesimen air susu.
Claudio Fenizia, dari University of Milan dan penulis utama studi itu mengatakan temuan itu “dengan sangat kuat menyatakan” bahwa transmisi in-vitro adalah mungkin.
“Mengingat jumlah orang yang terinfeksi di seluruh dunia, jumlah wanita yang dapat terkena dampak ini berpotensi sangat tinggi,” katanya kepada AFP, seperti dilansir World of Buzz, Minggu, 12 Juli 2020.
Fenizia menekankan bahwa tidak ada bayi yang lahir selama masa studi yang dites positif COVID-19.
“Meskipun transmisi dalam rahim tampaknya memungkinkan, masih terlalu dini untuk secara jelas menilai risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Juni 2020 lalu bahwa ibu yang baru melahirkan yang terinfeksi COVID-19 harus terus menyusui bayinya.
“Kita tahu bahwa anak-anak memiliki risiko relatif rendah terhadap COVID-19, tetapi berisiko tinggi terhadap berbagai penyakit dan kondisi lain yang mencegah pemberian ASI,” kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Di antara temuan lain, tim mengidentifikasi respon inflamasi spesifik yang dipicu oleh COVID-19 dalam plasenta wanita dan plasma darah tali pusat.
Fenizia mengatakan bahwa para wanita yang diteliti semuanya dalam kondisi hamil trimester ketiga, mengingat jangka waktu epidemi Italia, menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut saat ini sedang dilakukan di antara perempuan positif-COVID-19 pada tahap awal kehamilan.
“Studi kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mengundang komunitas ilmiah untuk mempertimbangkan kehamilan pada wanita positif sebagai topik mendesak untuk lebih mengkarakterisasi dan membedah,” katanya.
“Saya percaya bahwa mempromosikan pencegahan adalah saran yang lebih aman yang dapat kami berikan saat ini untuk pasien ini.”
Penelitian ini dirilis selama Konferensi AIDS Internasional selama sepekan, dan diselenggarakan secara online untuk pertama kalinya dalam sejarah karena pandemi.