CakapCakap – Meski telah mengakhiri peringatan dini tsunami pasca gempa yang melanda wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tetap menghimbau warga untuk waspada akan potensi gempa susulan.
BMKG mengatakan warga juga perlu menghindari bangunan-bangunan retak akibat gempa pertama yang berkekuatan magnitudo 7,4 itu.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa magnitudo 7,4 telah berakhir pada pukul 12.27 WIB.
Sebelumnya BMKG menyampaikan peringatan dini tsunami pada pukul 10.20 WIB untuk wilayah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Maluku pasca gempa tektonik berkekuatan 7,5 magnitudo yang kemudian diupdate menjadi 7,4.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,59 derajat Lintang Selatan dan 122,24 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer arah Barat Laut Kota Larantuka, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores dengan mekanisme pergerakan geser. Guncangan gempa dirasakan di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata, Nusa Tenggara TImur dengan intensitas guncangan skala III hingga IV MMI atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah di siang hari.
“Setelah lebih dari dua jam setelah kejadian dan tidak terdeteksi adanya kenaikan muka air laut lagi maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir. Jadi kami mohon kepada pemerintah daerah bisa menyampaikan ke masyarakat telah berakhir artinya sudah bisa kembali ke tempat masing-masing,” kata Dwikorita Karnawati.
#Gempa Mag:5.4, 14-Des-21 15:31:31 WIB, Lok:7.59 LS,122.40 BT (102 km BaratLaut LARANTUKA-NTT), Kedlmn:12 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG pic.twitter.com/8HUSetGJrO
— BMKG (@infoBMKG) December 14, 2021
Hindari Bangunan yang Rusak
Deputi Bidang Geofisika BMKG M Sadri menjelaskan setiap ada gempa besar dengan kekuatan diatas magnitudo 7 pasti akan diikuti oleh gempa-gempa susulan. Menurutnya terdapat 20 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 6,8 dan yang terkecil magnitudo 3,4.
“Untuk itu kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak panik tapi tetap harus waspada. Memang peringatan dini tsunami telah diakhiri oleh BMKG sesuai dengan SOP (Prosedur Operasi Standar) 2 jam setelah kejadian tetapi masih ada gempa susulan, gempa susulan ini bervariasi tapi skalanya mengecil,” kata M Sadri.
Meskipun sudah dapat kembali ke rumah tapi warga diimbau menghindari bangunan rumah yang retak atau rusak. Warga juga perlu memastikan bangunan rumah memiliki konstruksi bangunan tahan gempa.
BMKG menyatakan Informasi awal menyebutkan terjadi kerusakan bangunan di di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, namun belum dapat dipastikan secara rinci.