CakapCakap – Cakap People! Filantropis dan pendiri Microsoft, Bill Gates, baru-baru ini diwawancarai oleh pembawa acara CNN, Jake Tapper, pada Minggu, 13 Desember 2020, mengenai pemikirannya tentang pandemi virus corona saat ini. Menurut maestro teknologi itu, bahwa lockdown dapat berlanjut hingga 2022 dan restoran-restoran mungkin harus ditutup dalam enam bulan ke depan.
Saat Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menyediakan vaksin COVID-19 secara luas, Gates mengatakan bahwa empat hingga enam bulan ke depan “bisa menjadi epidemi terburuk”.
Para ahli memperkirakan bahwa virus masih bisa merenggut lebih dari 200.000 nyawa di AS, tetapi Gates mengingatkan bahwa kita dapat “menghindari sebagian besar kematian tersebut” jika orang mau mengikuti aturan “dalam hal memakai masker dan tidak berbaur.”
Saat ditanya oleh Tapper tentang kapan menurutnya hidup akhirnya akan kembali normal, “tanpa masker, tidak ada jarak sosial, tidak ada tindakan perlindungan lain yang diperlukan,” Gates mengatakan ini:
“Pastinya pada musim panas kita akan jauh lebih dekat ke kondisi normal daripada sekarang ini — tetapi bahkan hingga awal 2022, kecuali kita membantu negara lain menyingkirkan penyakit ini dan kita mendapatkan tingkat vaksinasi yang tinggi di negara kita, risiko reintroduksi akan ada di sana.”
Cakap People! Kamu bisa menyaksikan wawancara selengkapnya melalui video di bawah ini:
Virus corona baru telah menginfeksi 77,7 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 1,7 juta orang telah meninggal usai terjangkit virus tersebut, saat artikel ini naik.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada 3 April pada tahun 2015, Gates mengungkapkan dalam sebuah TED Talks tentang bagaimana kita belum siap untuk menghadapi wabah berikutnya.
Saat itu, Gates memprediksi: “Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang dalam beberapa dekade mendatang, kemungkinan besar itu adalah virus yang sangat menular daripada perang. Bukan rudal, tapi mikroba.”
“Sekarang, sebagian dari alasannya adalah karena kita telah menginvestasikan sejumlah besar penangkal nuklir. Tapi ternyata kita sebenarnya menginvestasikan sangat sedikit dalam sistem untuk menghentikan epidemi.”
“Kita belum siap untuk epidemi berikutnya. Seperti Ebola,” ungkapnya.
Selengkapnya kamu bisa menyaksikannya di bawah ini: