CakapCakap – Cakap People! Asam glikolat adalah asam alfa-hidroksi (AHA) terkecil yang memiliki kemampuan unik untuk menembus jauh ke dalam kulit, lebih dari AHA lainnya. Meskipun secara alami ditemukan dalam tebu, asam glikolat yang digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit dan juga kulit superfisial, disintesis secara komersial dengan berbagai teknik.
Sushil Tahiliani, konsultan dermatologi di India mengatakan bahwa asam glikolat biasanya digunakan untuk jerawat, bercak hitam, bekas jerawat, dan melawan penuaan dini.
Meski banyak manfaatnya, menggunakan bahan ini mesti berhati-hati. Banyak orang takut menggunakannya karena merupakan AHA terkuat. Meskipun semua jenis kulit dapat menggunakannya, kulit sensitif bisa saja mengalami iritasi saat menggunakan asam ini. Selain itu, asam glikolat kurang efektif pada kulit berminyak karena merupakan asam yang larut dalam air.
Tahiliani mengatakan bahwa bahan tersebut biasanya aman dalam konsentrasi 10 persen atau kurang. Konsentrasi yang lebih tinggi hanya boleh digunakan di bawah perawatan dokter kulit. Faktor lain seperti pH produk, integritas, dan kondisi hidrasi kulit juga dapat mempengaruhi keamanan.
“Penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi secara tidak tepat dapat menyebabkan reaksi kulit yang serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Tahiliani, dilansir dari Indian Express, Kamis, 9 Februari 2023.
Berikut beberapa manfaat asam glikolat, menurut para ahli.
1. Bikin kulit awet muda
Kolagen dan elastin ditemukan di kulit. Kolagen memberikan kekencangan pada kulit dan elastin meningkatkan elastisitas kulit dan membuatnya kenyal. Namun, setelah usia 30 tahun, produksi kedua zat tersebut berkurang sehingga membuat kulit kendur. Oleh karena itu, penggunaan asam glikolat meningkatkan produksi kolagen dan elastin, membuat kulit tampak awet muda.
2. Mengurangi bekas jerawat
Asam glikolat efektif dalam mengurangi bekas jerawat, terutama jika disebabkan oleh hiperpigmentasi. Memiliki sifat pengelupasan, ini bisa menghasilkan warna kulit yang lebih merata. Bahan ini juga memiliki kualitas anti-inflamasi yang membantu menghambat pertumbuhan jerawat propionibacterium.
3. Meningkatkan hidrasi
Glikosaminoglikan adalah zat yang bertanggung jawab untuk mengikat kelembapan pada kulit, sehingga asam glikolat membantu mengembalikan zat tersebut pada kulit sehingga tampak lebih montok dan halus.
4. Menghilangkan sel kulit mati
Sel kulit mati jika tidak diangkat akan mengisi ruang-ruang di dalam pori-pori kulit. Penggunaan eksternal asam glikolat membantu mengangkat sel kulit mati yang disebut corneocytes, memberikan kulit tampilan yang segar dan bersih. Karena lapisan atas kulit diwarnai dengan pigmen coklat tua, asam glikolat juga membantu pengelupasan pigmen untuk membuat kulit lebih cerah.
5. Sifat antioksidan
Beberapa radikal bebas diproduksi di dalam tubuh akibat polusi dan tekanan lingkungan, yang menyebabkan penuaan pada kulit. Asam glikolat memiliki sifat antioksidan yang membantu menjaga kesehatan kulit.
Karena asam glikolat tergolong bahan yang kuat, dokter kulit Chytra V Anand, meminta agar berhati-hati menggunakannya. Inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan bahan ini.
-Jangan lupa untuk mengoleskan pelembap setelah mengoleskan asam glikolat, karena kulit akan semakin kering.
-Selalu oleskan sun protection factor atau SPF setelah menggunakan asam glikolat karena kulit sensitif terhadap sinar matahari, terlebih lagi saat menggunakan exfoliator.
-Hasilnya baru terlihat setelah menggunakannya untuk jangka panjang karena secara bertahap mengirimkan sinyal ke bagian bawah epidermis untuk menghasilkan sel kulit yang baru dan sehat.
-Terapkan dalam rutinitas perawatan kulit malam hari untuk hasil terbaik.
Selain itu, Tahiliani mengatakan bahwa asam glikolat tidak boleh digunakan saat kulit kering, gatal, kemerahan atau pecah-pecah. Seharusnya tidak digunakan sebelum aktivitas yang mungkin melibatkan paparan sinar matahari yang berkepanjangan dan harus dihindari oleh individu dengan riwayat sensitivitas sinar matahari dan penyakit seperti lupus eritematosus sistemik. Terakhir, bahan ini belum diteliti dan disetujui untuk anak-anak di bawah 12 tahun.
*Foto: Freepik