CakapCakap – Cakap People! Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertindak metodis dalam menghadapi Arab Saudi yang melakukan pengurangan produksi minyaknya. Selain itu, Biden juga tak ingin bertemu putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di KTT G20 di Bali, Indonesia pada November 2022.
Menurut penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan, Biden akan mengevaluasi kembali hubungan AS-Arab Saudi.
“Jadi Presiden Biden tidak akan bertindak tergesa-gesa. Dia akan bertindak secara metodis, strategis dan dia akan meluangkan waktu untuk berkonsultasi dengan anggota kedua partai,” kata Sullivan, seperti dikutip Reuters.
Pekan lalu produsen minyak OPEC+ mengumumkan pengurangan produksi. Sehari kemudian, Biden menuduh Arab Saudi berpihak pada Rusia mendukung pemotongan produksi minyak. Langkah OPEC+ merusak rencana negara-negara Barat untuk mengenakan batasan pada harga ekspor minyak Rusia sebagai tanggapan atas perang Moskow di Ukraina.
Senator AS Bob Menendez, seorang Demokrat yang memimpin Komite Hubungan Luar Negeri Senat, menyerukan penghentian sebagian besar penjualan senjata AS ke Arab Saudi setelah langkah OPEC+.
“Opsi Biden termasuk perubahan pada pendekatan kami terhadap bantuan keamanan ke Arab Saudi, tetapi saya tidak akan mendahului presiden. Apa yang akan saya katakan adalah tidak ada yang akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Sullivan.
Ia menambahkan bahwa ada waktu bagi Biden untuk berkonsultasi dengan Kongres. Sullivan juga mengatakan Biden tidak berencana bertemu dengan pemimpin de-facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman(MBS), pada pertemuan puncak para pemimpin KTT G20 pada November di Indonesia.
Pada Selasa lalu, Biden mengatakan akan mengevaluasi kembali hubungan negaranya dengan Arab Saudi. Langkah Biden ini disampaikan oleh Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, Selasa, 11 Oktober 2022.
“Saya rasa presiden sudah cukup jelas mengenai hubungan ini bahwa kami perlu mengevaluasi lagi. Kami perlu meninjau kembali. Tentu saja ini mengingat keputusan OPEC, itu lah yang saya rasa dia (Biden) dipikirkan,” kata Kirby dalam sebuah wawancara dengan CNN.
OPEC+, aliansi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia sebelumnya telah menyetujui pengurangan produksi minyak mentah harian sebesar 2 juta barel.
Keputusan tersebut langsung mendapatkan kritik keras dari Amerika. Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyampaikan, keputusan OPEC+ tersebut merupakan tindakan yang tidak pantas dan merugikan ekonomi global yang saat ini tengah dilanda resesi.