Salah satu trik untuk memenangkan persaingan di kancah global adalah memiliki akses langsung dan lebih singkat ke penyedia bahan baku produk. Ini yang disadari oleh Apple, Inc. Mau tak mau, agar bisa menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif, baru-baru ini perusahaan yang didirikan oleh mendiang Steve Jobs ini berinisiatif untuk membeli kobalt langsung ke perusahaan tambang. Hal ini diyakini akan membuat harga kobalt di pasaran dunia naik atau paling tidak fluktuatif sebagaimana harga minyak bumi.
Langkah Apple, Inc. bisa dimaklumi, gaes. Bagaimanapun juga, kobalt banyak dilibatkan di industri dunia. Mulai dari produsen mobil hingga produsen baterai, semuanya menggunakan kobalt sebagai bahan baku utamanya. So pasti, Apple, Inc. harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan tersebut, yang selama ini telah meneken kontrak dengan produsen dan penambang kobalt di seluruh dunia. Wah, seru juga kompetisi bisnis yang satu ini.
Jujur saja, ini terobosan baru bagi Apple, Inc. yang tak pernah mengambil langkah ‘praktis’ dan berani semacam ini. Belum cukup rupanya ‘memonopoli’ teknologi komputer dunia, Apple, Inc. ingin bergerak dan menguasai sektor pertambangan. Sedikit berlebihan, mungkin, bagi sebagian orang. Tapi, Apple, Inc. punya alasan tersendiri mengapa langkah tersebut harus diambil. Salah satunya tak lain adalah karena harga kobalt di pasaran dunia yang mendadak naik 3 kali lipat selama 18 bulan terakhir!
Kira-kira siapa yang memenangkan kontrak dengan perusahaan penambang kobalt? Para analis banyak yang memihak ke Apple, Inc. dengan alasan bahwa kapasitas produksi Apple, Inc. lebih tinggi ketimbang produsen mobil. Bagaimanapun juga, Apple, Inc. menjual ratusan ribu alat elektronik baru tiap tahunnya dan kesemuanya menggunakan baterai yang berbahan dasar kobalt. Produsen mobil? Wah, tidak bisa ditandingi pokoknya.
Tapi, namanya analisis sah-sah saja, bro. Menindaklanjuti keinginan Apple, Inc., produsen mobil papan atas dunia seperti BMW dan Volkswagen pun ikut unjuk gigi. Mereka berusaha memenangkan kontrak tahunan agar pasokan kobalt untuk produk mereka tetap tersedia. Gak lama lagi, langkah BMW dan Volkswagen bakal diikuti pemain mobil dunia lain.
Apapun dalih Apple, Inc., praktik pembelian kobalt secara langsung dari produsen atau penambang berarti memangkas jalur distribusi. Akan lebih aman bagi Apple, Inc. untuk membeli kobalt langsung dari penambang ketimbang dari pihak ketiga dimana ketersediaan kobalt bisa dipermainkan begitu saja.
Siapa yang bakalan untung dari inisiatif Apple, Inc. atau produsen mobil semacam ini? Tentu saja mereka sendiri yang bakalan untung, sementara mereka yang hidup di tengah lumbung kobalt terpaksa menjalani hidup segitu-gitu saja. Ini dinyatakan oleh Amnesty International, sebuah LSM tingkat dunia yang punya perhatian khusus pada mereka yang tertindas di surge bahan baku para kapitalis, yang mengungkap fakta kalau para produsen mobil dan perusahaan berbasis teknologi tidak peduli dengan nasib pekerja anak yang ada di Kongo yang notabene menjadi penyedia 50 persen kobalt dunia. Uniknya, LSM ini memuji kalau hanya Apple yang transparan soal praktik pembelian kobalt.
Mungkin, kasak-kusuk Amnesty International ini memuluskan jalan Apple, Inc. untuk menguasai suplai kobalt dunia.****
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!