CakapCakap – Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan kian meningkat. Alhasil uang yang didapatkan pun semakin mepet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, tak jarang orang-orang mengambil pekerjaan tambahan agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Terkadang, semakin besarnya tuntutan hidup mereka sampai-sampai lupa untuk bersedekah ataupun berbagi dengan sesama lho, Cakap People.
Padahal masih ada orang yang berada jauh di bawah kita. Mereka memerlukan uluran tangan dari saudaranya, yang tak lain adalah kita sendiri. Ada satu kisah menarik yang bisa ambil pelajarannya, Cakap People. Cerita ini berasal dari sosok tukang becak.
Meskipun ia hanya berprofesi sebagai tukang becak, hatinya sangat mulia. Ia bahkan rela menyumbangkan penghasilannya dari menarik becak untuk anak-anak yatim piatu yang ada di panti asuhan. Penasaran dengan kisahnya bukan?
Awal mula kisah ini terjadi di tahun 1986 silam. Di mana seorang pria tua yang bernama Bai Fang Li tidak pernah sekalipun melupakan anak-anak serta para yatim piatu yang berada di bawahnya. Pria yang menjadi tukang becak ini tinggal di Tiongkok. Suatu ketika, Bai Fang Li secara tak sengaja melihat anak kecil yang berusia 6 tahun di pasar. Kala itu, si anak sedang membantu wanita dengan membawakan barang belanjaannya.
Bai Fang Li pun mendekati anak tersebut dan memberinya uang. Namun, hal mengejutkan kemudian terjadi. Pasalnya, walaupun mendapatkan uang namun anak kecil tersebut tak menggunakannya untuk membeli makanan. Ia malah mengais sisa-sisa makanan dari tong sampah. Menyaksikan peristiwa tersebut di depan matanya, maka Bai Fang Li langsung mendekat ke arah anak tersebut dan bertanya mengapa tak menggunakan uang yang diberikan guna membeli makan.
Si anak kemudian menjelaskan jika ia akan menggunakan uang pemberian itu untuk membeli makanan bagi adik-adiknya. Orang tuanya sudah meninggal, bahkan mereka tak mempunyai siapa-siapa yang dapat merawatnya. Pasca kejadian tersebut, Bai Fang Li lantas menyedekahkan pendapatannya kepada panti asuhan. Ia pun sempat menyedekahkan penghasilannya tersebut senilai 45 dollar AS atau setara dengan Rp 652 ribu pada panti asuhan yang menghidupi 300 anak yatim dan piatu.
Berkat budi baik yang ia miliki, maka banyak masyarakat yang menghujaninya dengan pujian. Hingga pada akhirnya sosok tukang becak murah hati ini meninggal di tahun 2005 silam. Demi menghargai kebaikan hatinya, publik pun membuatkan sebuah patung demi mengingatkan akan perbuatan baiknya di Taman Rekreasi Tianjing.
Tampaknya hal tersebut pantas saja didapatkan oleh seorang Bai Fang Li. Sebab tahun demi tahun ia sumbangkan penghasilan yang ia peroleh. Padahal usianya semakin renta kala itu. Tak henti-henti Bai Fang Li menyumbangkan uang miliknya demi anak-anak yang ada di panti asuhan. Bahkan total sumbangannya melebihi 52.708 dolas AS atau senilai dengan Rp 764 juta di rentang tahun 1994 – 1998.
Bagaimana Cakap People, sepenggal kisah inspiratif tersebut memberikan banyak pelajaran bukan? Pada dasarnya, menolong sesama itu tak perlu menunggu kita menjadi orang kaya atau memiliki uang banyak. Sebab satu rupiah saja dapat membantu orang lain untuk hidup. Jangan lihat nominalnya, lihatlah makna dan manfaat besar dari pemberianmu itu bagi yang membutuhkan. Berbekal kemuliaan hatimu, orang dapat bertahan hidup lho!