Tahun baru Imlek belum lama dirayakan oleh mereka keturunan Tionghoa. Hal ini menimbulkan euforia yang sangat meriah dari para masyarakat. Tidak hanya bagi kalangan etnis Tionghoa yang ada di Indonesia saja, kemeriahan dan antusiasme warga untuk ikut merayakan pergantian tahun Imlek ini juga sangat besar. Memang, etnis Tionghoa tidak bisa dipisahkan dari warga Indonesia. Pasalnya, banyak warga keturunan Tionghoa yang sudah lama bermukim di beberapa wilayah Indonesia.
Salah satu kota yang banyak dihuni oleh warga keturunan Tionghoa adalah kota Makassar, Sulawesi Selatan. Di kota Daeng tersebut cukup banyak warga Tionghoa yang bermukim sejak nama Indonesia belum ada. Nah, seperti apa sejarahnya?
Arwan Tjahjadi, salah seorang tokoh keturunan China yang sudah lama tinggal di Makassar menceritakan secara singkat awal masuknya etnis Tionghoa ke kota tersebut. Menurut Arwan, orang Tionghoa bahkan sudah ada sebelum nama Indonesia dikenal seperti sekarang. Para warga etnis Tionghoa tersebut menyebar menuju seluruh penjuru nusantara, tepatnya ketika imigrasi Laksamana cheng Ho.
“Aliran imigrasi yang terjadi di tahun 1.500, saat itu Laksamana Cheng Ho berkeinginan mencari kehidupan yang baru. Jadi, bagi yang ingin bekerja, berdagang, dan berpenghasilan baik kemudian datang ke Indonesia.”
Usai Sumpah Palapa yang diucapkan Patih Gajah Mada terucap, secara langsung nama Nusantara menjadi terkenal. Saat itu juga Laksamana Cheng Ho sudah menurunkan beberapa armadanya ke daerah Semarang, Malaka, serta Makassar. Sayangnya, ketika masa G30S PKI hingga Orde Baru masyarakat Tionghoa terkesan mendapat perlakuan yang diskriminatif. Imlek hanya dirayakan secara tertutup selama lebih kurang 32 tahun lebih kepemimpinan Presiden Soeharto.
Seiring berjalannya waktu, banyak perubahan yang terjadi di Indonesia. Termasuk kehidupan masyarakat Tiong hoa yang sudah bermukim di Indonesia. Mereka menjadi semakin tenang dan nyaman sekarang, apalagi ketika perayaan Imlek tidak lagi ditutup-tutupi. Seperti yang kita ketahui, perayaan Imlek baru dilangsungkan secara besar ketika masa pemerintahan Gus Dur dijalankan. Sejak itulah masyarakat etnis Tionghoa merasa lebih dihargai dan nyaman tinggal di bumi pertiwi, termasuk bagi mereka yang ada di kota Makassar.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!