in ,

Keren! Bahasa dan Aksara Bali Digunakan pada Fasilitas Publik

CakapCakap – Keragaman budaya di Indonesia memang menjadi salah satu kekayaan bangsa yang tidak akan bisa disamai oleh negara-negara lainnya. Cakap People bayangkan saja, negeri ini punya banyak budaya dari Sabang sampai Merauke, yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani di dunia. Ragam budaya tersebut tentu saja harus dilestarikan, agar anak cucu juga bisa mengetahui dan mempelajarinya, hingga kemudian melanjutkannya di masa-masa mendatang.

Dalam upaya pelestarian budaya itu pula, makanya Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan aturan untuk menggunakan busana, serta bahasa dan aksara Bali dalam fasilitas publik. Seperti dilansir oleh MediaIndonesia.com, Kamis (4/10/2018), seluruh papan nama kantor dan fasilitas publik di Bali akan menggunakan aksara Bali di atas huruf Latin mulai 5 Oktober 2018. Pemberlakukan tersebut secara simbolis akan dilakukan di pintu kedatangan Bandara Ngurah Rai oleh Gubernur Bali I Wayan Koster.

“Sedangkan penggunaan bahasa dan busana adat Bali akan mulai berlaku pada Kamis (11/10/2018). Mulai tanggal tersebut bahasa dan busana adat Bali digunakan setiap hari Kamis, hari Purnama, hari Tilem, dan hari jadi Provinsi Bali, serta hari jadi kabupaten/kota,” jelas Gubernur Bali.

Namun bahasa Bali dikecualikan pada penyelenggaraan apel/upacara bendera, kegiatan nasional dan internasional, kegiatan instansi tingkat pusat, kegiatan lintas provinsi dan lembaga, serta masyarakat adat lainnya.

Salah satu papan penunjuk jalan di Yogyakarta yang menggunakan aksara Jawa via https://www.tembi.net/wp-content/uploads/2018/07/Aksara-jawa-di-jalan-malioboro-Yogyakarta-foto-istimewa.jpg

Penggunaan aksara asli suatu budaya dalam fasilitas publik Indonesia juga ditemukan di Yogyakarta. Seperti dikutip dari laman Tembi.net, semua papan nama pada tempat-tempat umum di kota itu juga menggunakan tulisan atau aksara Jawa untuk menunjukkannya sebagai lokasi fasilitas publik. Karena aksara Jawa sudah tidak dipakai untuk berkomunikasi secara tertulis oleh masyarakat Jawa, maka cara ini bisa jadi salah satu bentuk pelestarian agar aksara Jawa terus dikenal semua orang.

Selain itu, upaya ini tentu juga akan menampilkan kekhasan budaya Jawa, yang secara tidak langsung juga akan menambah daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke Yogyakarta, dan pasti juga Bali setelah memberlakukan aturan itu. Nah, Cakap People juga harus ikut melestarikan budaya bangsa? [ED/YN]

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Duh! ‘The Beach’ Thailand Ditutup karena Pengunjung ‘Nakal’

Wajib Coba! Tantang Adrenalin di Lonjakan Ombak Green Canyon Pangandaran