in

Berapa Lama Idealnya Mengambil Cuti Kerja? Simak Penjelasan Berikut!

Cuti kerja diharapkan mampu membuat pekerja menjadi lebih produktif

CakapCakapCakap People! Apakah sepanjang tahun 2019 ini kamu memanfaatkan waktu cuti kerja untuk benar-benar bisa berlibur? Atau jangan-jangan kamu tak sempat untuk mengambil cuti kerja di tahun ini?

Banyak orang yang sangat sibuk bekerja dan kelelahan. Bahkan, sejumlah fakta mengungkapkan tak sedikit yang tidak bisa pergi berlibur, meskipun memiliki waktu cuti yang diberikan oleh tempat bekerja. Itulah sebabnya perlu ada komitmen untuk meluangkan waktu lebih untuk berlibur pada 2020.

Ilustrasi. [Foto: popular-world.com]

Laman Travel and Leisure menuliskan pada Rabu, 18 Desember 2019, bahwa salah satu masalah yang terjadi terhadap banyak orang di Amerika Serikat (AS) adalah kesibukan luar biasa dalam pekerjaan. Bahkan, sepertiga dari seluruh pekerja di AS bahkan belum pernah menikmati libur mereka selama lebih dari dua tahun.

Karena itu, inilah alasan mengapa orang-orang seharusnya membuat komitmen untuk mengambil lebih banyak waktu berlibur setiap tahunnya.

Dalam situs Sleep Judge, AS adalah salah satu dari sejumlah negara yang tidak mengamanatkan sejumlah hari libur tertentu.

Seringkali, para pekerja di AS khawatir tidak dapat mengikuti ritme pekerjaan, atau mungkin mengalami pemotongan gaji saat mengambil libur cuti. Lebih dari 1.000 karyawan di AS yang mengikuti survei tentang kebiasaan liburan dan hubungan dengan kesehatan.

Bagi mereka yang benar-benar berlibur, penelitian menunjukkan bahwa setidaknya 50 persen pekerja milenial mengatakan ada batasan berapa lama liburan yang dapat mereka ambil. Sementara, sebanyak 40 persen mengatakan mereka sebenarnya lebih siap untuk kembali bekerja setelah liburan singkat.

Liburan singkat dinilai dapat bermanfaat untuk mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas. 

Menurut Sleep Judge, berlibur dalam waktu 11 hingga 15 hari sangat ideal untuk menempatkan para pekerja dalam kondisi emosi dan fisik yang sehat dan optimal untuk kembali bekerja.

Kemudian, sekitar 76 persen pekerja mengatakan bahwa mereka merasa lebih berenergi setelah memiliki waktu luang ini. Lalu sebanyak 65 persen merasa lebih produktif dan 56 persen lainnya merasa lebih kreatif.

Ilustrasi. [Foto: liputan6.com]

Destinasi liburan juga menjadi penting dalam hal ini. Menurut studi, perjalanan ke luar negeri memiliki efek lebih baik dalam mempersiapkan para pekerja untuk kembali bersemangat menikmati pekerjaan mereka.

Meski demikian, jumlah waktu berlibur tersebut mungkin tidak selalu bisa dimiliki setiap pekerja, khususnya jika tempat kerja mereka memliki kentuan khusus, atau budaya yang tidak mendukung karyawan menggunakan hak cuti. Seperti di AS, di mana sepertiga warga di negara itu mengakui kantor mereka tidak mendorong para pekerja melakukannya.

Selain itu, ada sejenis perjalanan kerja yang populer dan diamati dalam survei ini. Mengambil liburan kerja paling sering terjadi di kalangan karyawan milenial, yaitu sebesar 20 persen dan bagi mereka yang berada di posisi senior, serta eksekutif sebanyak 37 persen.

Tentunya, jika kamu benar-benar ingin merasa rileks dan siap untuk kembali bekerja, meluangkan lebih banyak waktu untuk pergi meninggalkan pekerjaan merupakan jenis liburan terbaik. Cobalah untuk bisa melakukannya demi hidup yang lebih bahagia.

TRAVEL+LEISURE | SLEEP JUDGE | REPUBLIKA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah Deretan Karakter Film Marvel yang Diperankan Oleh Tiga Aktor Berbeda

Ingin Rayakan Tahun Baru di Rumah? Coba 4 Ide Berikut yuk!