in ,

Beragam Reaksi Pemimpin Dunia Atas Kebijakan AS Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Donald Trump via lintas24.com

Donald Trump tidak memperdulikan protes masyarakat internasional atas pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS. Namun dirinya tetap bersikukuh bahwa langkah tersebut tidak akan berdampak terhadap usaha pemerintahannya untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Dalam sebuah pidato singkat di Gedung Putih pada hari Rabu (6/12/2017) siang waktu setempat, Trump memerintahkan Departemen Luar Negeri AS untuk mulai merencanakan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem yang diperkirakan baru rampung tiga tahun lagi.

“Telah saya tetapkan bahwa sekarang kami secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” kata Trump seperti dilansir oleh The Guardian. “Di saat presiden-presiden sebelumnya hanya berjanji (masalah ini), sayalah yang mewujudkannya,” pungkasnya.

Trump menekankan bahwa dia tidak mengambil sikap tentang berapa luas Yerusalem yang dianggap sebagai ibukota Israel. Rakyat Palestina memandang Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka nanti, dan Trump tidak akan mengesampingkan masalah pembagian kota di masa depan.

Pengumuman resmi tersebut kontan memancing beragam tanggapan baik dari para pemimpin Timur Tengah maupun negara-negara mitra AS. Berikut ini petikan pernyataan mereka seperti dirangkum oleh BBC :

Mahmoud Abbas, Presiden Otoritas Palestina :  “Amerika Serikat telah menarik diri dari posisi sebagai mediator perdamaian. Langkah-langkah yang menyedihkan dan tidak dapat diterima itu dengan sengaja dilakukan untuk melemahkan segala upaya mencapai perdamaian. Yerusalem tetap ibu kota kami untuk selamanya.”

Ismail Haniyeh, Ketua Partai Hamas : “Rakyat Palestina yang ada dimanapun tidak akan membiarkan persekongkolan ini terjadi begitu saja, dan pilihan untuk membela tanah dan tempat-tempat suci milik mereka sangat terbuka.”

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel : “Ini adalah peristiwa penting sekaligus bersejarah bagi kami. Sebuah keputusan yang adil sekaligus berani. Langkah tersebut juga penting diambil karena tidak ada perdamaian jika Yerusalem tidak diakui sebagai ibu kota Negara Israel. Sebab di Yerusalemlah tempat di mana kuil kita pernah berdiri, tempat di mana raja-raja terdahulu memerintah dan nabi-nabi pernah berkhotbah.”

Mevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Turki : “Keputusan ini bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi-resolusi PBB sebab kebijakan pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel telah ditentang oleh masyarakat internasional serta oleh PBB. Ini akan berdampak buruk terhadap keamanan dan perdamaian di Timur Tengah.

Raja Salman, kepala negara dan kepala pemerintahan Arab Saudi : “Tentu saja ini merupakan provokasi mencolok bagi umat Islam di seluruh dunia sebab terdapat satu tempat suci (Masjid al-Aqsa) di Yerusalem yang akan selalu berusaha kami lindungi.”

Abdul Fattah al-Sisi, Presiden Mesir : “Jangan mempersulit situasi di kawasan ini dengan memberlakukan kebijakan-kebijakan yang akan mengurangi kesempatan masyarakat Timur Tengah untuk mencapai perdamaian.”

Ahmed Abul Gheit, ketua organisasi regional Liga Arab : “Ini tindakan berbahaya yang akan menimbulkan dampak buruk tidak hanya untuk Palestina tapi juga di seluruh negara-negara Arab. Keputusan ini akan mengakhiri peran AS sebagai ‘mediator terpercaya’ dalam perundingan damai ini patut dipertanyakan.”

Kementerian Luar Negeri Iran : “Keputusan tersebut bisa berujung kepada sebuah bentuk perlawanan baru atau bahkan pemberontakan. Selain itu, AS telah secara jelas telah melanggar resolusi internasional.”

Raja Abdullah, pemimpin Yordania : “Harus ada upaya bersama untuk mengatasi konsekuensi dari keputusan ini meski Trump telah melanggar hukum internasional dan piagam PBB secara terang-terangan.”

Presiden Lebanon, Michel Aoun : “Saya tidak melihat kemajuan dari proses perdamaian antara Israel-Palestina seperti yang mereka katakan. Kalaupun ada, kedamaian baru datang beberapa dekade lagi.”

Mohammed bin Abdullah al-Thani, Menteri Luar Negeri Qatar : “Kebijakan tersebut menghabisi harapan semua orang yang mencari perdamaian.”

Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia : “Saya tidak dapat menyembunyikan keprihatinan mendalam saya atas situasi yang menyeruak dalam beberapa hari ini. Pada saat yang sama, saya sangat mengharapkan semua orang untuk menghormati status quo kota Yerusalem, sesuai dengan resolusi PBB yang relevan.”

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa : “Pernyataan Presiden Trump tersebut akan membahayakan prospek perdamaian bagi orang Israel dan Palestina. Yerusalem adalah masalah terakhir yang harus diselesaikan melalui perundingan langsung antara kedua belah pihak. Bukan melibatkan pihak luar.”

Uni Eropa : “Proses perdamaian harus dimulai kembali demi solusi dua negara. Suatu cara harus ditemukan, melalui negosiasi untuk menyelesaikan status Yerusalem sebagai ibukota masa depan kedua negara, sehingga aspirasi dari kedua belah pihak bisa terpenuhi.”

Emmanuel Macron, Presiden Prancis : “Keputusan itu adalah hal yang patut untuk disesalkan. Kami berharap semua pihak berusaha menghindari potensi kekerasan dengan segala cara.”

Theresa May, Perdana Menteri Inggris : “Pemerintah Inggris tidak setuju dengan keputusan tersebut yang menurut kami tidak membantu tercapainya prospek perdamaian. Kedubes Inggris untuk Israel tetap berada di Tel Aviv dan kami tidak berencana memindahkannya. Posisi kita pada status Yerusalem sudah jelas sejak lama : penyelesaiannya harus melalui proses negosiasi antara Israel dan Palestina, dan Yerusalem pada akhirnya harus menjadi ibukota bersama negara-negara Israel dan Palestina. Sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB, kami menganggap Yerusalem Timur sebagai bagian dari Wilayah Otoritas Palestina.”

Angela Merkel, Kanselir Jerman : “Kami secara tegas tidak mendukung kebijakan tersebut sebab status Yerusalem hanya dapat dinegosiasikan dalam kerangka solusi dua negara.”

Dato’ Sri Anifah Aman, Menteri Luar Negeri Malaysia : “Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel bukan pengakuan yang berdasarkan kenyataan. Melainkan sebuah dukungan atas segala kebijakan Israel yang bertentangan dengan hukum internasional. Itu tidak dapat dibenarkan. AS harus mempertimbangkan ulang kebijakan tersebut.”

Joko Widodo, Presiden Indonesia : “Kami mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan itu melanggar resolusi DK dan Majelis Umum PBB. Saya dan rakyat Indonesia tetap konsisten bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya.”

Donald Trump via independent.co.uk

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada hari Jumat (8/12/2017) ini untuk membahas polemik tersebut setelah mendapat permintaan dari delapan negara yang menjadi anggota yaitu Prancis, Mesir dan Inggris.

Dalam laporan terbarunya, Daily Mail mengabarkan bahwa demonstrasi besar-besaran diikuti bentrokan dengan aparat kemanan sedang terjadi pada Kamis (7/12/2017) waktu setempat di beberapa kota seperti Bethlehem, Nablus, Jenin, Ramallah, Hebron dan Al-Bireh.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sering Typo, Ini Tips Jitu Biar Enggak Typo Terus

Gareth Southgate : “Inggris Siap Melawan Semua Tim”