in ,

Benarkah Mengonsumsi Berita Buruk Tak Baik untuk Kesehatan? Inilah Penjelasannya

Dalam temuannya, Davey menyebut pemberitaan negatif di televisi contohnya dapat mengubah mood seseorang dalam sekejap menjadi sedih atau bahkan stres.

CakapCakapCakap People! Mungkin kamu akhir-akhir ini lebih banyak mengonsumsi; mendengar, membaca atau menyaksikan berita-berita yang kurang menyenangkan tentang kondisi saat ini, baik itu di media cetak, media sosial, online dan elektronik.

Berita-berita yang kurang menyenangkan alias buruk itu biasanya tak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi secara psikologi mempengarahui kondisi kita menjadi cenderung emosi, stres, dan gelisah. Benarkah mengonsumsi berita buruk dapat menganggu kesehatan mental?

Ilustrasi. Foto: Unsplash.

Dikutip dari TIME, berdasarkan survey yang dilakukan American Psychological Association, mengonsumsi banyak berita khususnya berita buruk memiliki banyak kerugian.

Lebih dari setengah orang Amerika menyebut mengonsumsi banyak berita melalui media sosial atau website berita membuat mereka stres, panik, tidak bisa tidur hingga bahkan kurang tidur.

“Cara berita ditampilkan dan cara kita mengakses berita berubah signifikan dalam 15 hingga 20 tahun terakhir. Hal ini yang seringkali membuat kesehatan mental kita terganggu,” ujar Graham Davey seorang profesor psikologi dari Sussex University di Inggris dan editor untuk Journal of Experimental Psychopathology.

Ilustrasi. Foto: Unsplash.

Dalam temuannya, Davey menyebut pemberitaan negatif di televisi contohnya dapat mengubah mood seseorang dalam sekejap menjadi sedih atau bahkan stres.

Jangan remehkan stres, karena hormon yang berhubungan dengan stres yakni kortisol dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis lainnya yang jika diidap dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan penyakit seperti rheumatoid arthritis, penyakit jantung dan masalah kesehatan serius lainnya.

Namun ahli komunikasi dan media menyebut efek pemberitaan bisa mempengaruhi kesehatan tergantung pada masing-masing individu.

Ilustrasi. Foto: Pixabay.

“Berita bukanlah pathogen yang menular seperti antraks atau virus ebola yang berdampak pada manusia dalam cara yang relatif mudah ditebak. Sangat rumit memprediksi bagaimana orang merespon terhadap suatu berita,” ujar Chris Peters, profesor media dan komunikasi Aalborg University Copenhagen.

Nah, intinya adalah jika kamu sudah tahu emosi kamu banyak dikontrol oleh apa yang kamu konsumsi melalui informasi, cobalah untuk mulai tarik nafas sebentar dan melakukan aktivitas menyenangkan lain seperti mendengarkan musik, olahraga atau menonton cerita komedi.

TIME | BISNIS

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

beyonce adele chris martin

GOKIL! Adele & Beyonce Akan Duet Bareng Untuk Pertama Kalinya

Mengenal Mercedes-Benz Vision EQS, Konsep Mobil Listrik Anyar dari Jerman