CakapCakap – Cakap People, reruntuhan kota kerajaan yang berusia seribu tahun di selatan Afghanistan ini dulunya merupakan kediaman musim dingin untuk para sultan di dinasti Islam terkenal. Namun situs tersebut kini telah berubah fungsi jadi rumah untuk ratusan orang yang kabur dari bentrokan Taliban.
Pemukiman itu terbuat dari bangunan tanah liat dengan menjorok ke tebing di sepanjang Sungai Helmand. Namun tempat tersebut kini terancam oleh agenda perluasan dan pembangunan sementara yang mulai tumbuh.
Sebanyak ribuan orang memilih mengungsi di Helmand sedari Oktober, menyusul adanya kenaikan jumlah serangan di Taliban. Sedangkan ada pula yang dimukimkan kembali ke ibu kota Lashkar Gah, yakni salah satu dari sedikit wilayah di provinsi yang masih berada di bawah kontrol pemerintah.
Situs ini berada di atas lahan yang lebih dari 10 km, merupakan satu-satunya kediaman musim dingin yang diketahui dari para sultan Ghurid dan Ghaznavid, yakni dua dinasti yang menguasai wilayah termasuk Afghanistan di antara abad ke-10 serta ke-13.
Antara menara kuno, sudah ada pintu dan jendela yang ditambahkan. Dinding yang runtuh juga telah dilapisi dengan campuran tanah liat serta jerami guna memperkuat menutup celah.
Ada sebuah pintu besi tempa biru yang mengarah ke 2 kamar Agha Mohammad yang sempit. Tempat itu menampung 11 orang, termasuk bayi laki-laki beserta ayunannya yang sederhana.
“Saya ingin pemerintah memberi saya tempat tinggal. Lihat retakan di atap. Saya khawatir suatu malam atap itu akan jatuh,” ucap Mohammad, yakni seorang polisi berusia 33 tahun yang distriknya telah jatuh ke tangan Taliban.
Memang banyak masyarakat yang berasal dari keluarga polisi tak mampu guna tinggal di tempat lain. Mereka juga tak mempunyai akses air ledeng maupun listrik.
Bagi penduduk setempat, hidup di tembok dari bata bekas kota kerajaan merupakan pengingat bagaimana negara itu belum terbebas dari perang.
“Saya harus mendapat dukungan dari pemerintah, karena saya kehilangan tiga putra yang berperang,” tutur seorang ibu berusia 48 tahun, Bibi Halima dikutip CNN Indonesia dari AFP.
Warga lain menyebut jika hampir setiap rumah di lingkungan tersebut penuh dengan janda. Mereka juga mengatakan jika tempat itu merupakan rumah hantu, bukan untuk manusia.
“Setiap rumah penuh dengan janda,” tambah salah seorang penghuni lain.
Tampaknya pemerintah setempat harus segera memberikan bantuan pada para penduduknya yang terlantar ini Cakap People. Pasalnya mereka mendiami tempat yang kurang layak.