in ,

Beijing Kesal Banyak Negara Batasi Turis dari China

Sejumlah negara perketat pintu masuk untuk turis dari China di tengah melonjaknya kasus COVID-19.

CakapCakapCakap People! Sejumlah negara memperketat pintu masuk untuk turis dari China di tengah melonjaknya kasus COVID-19. Kebijakan itu membuat China marah.

Juru bicara Kemeterian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, pengetatan untuk turis China itu tidak berdasdarkan fakta dan bertentangan dengan kebenaran. Dia mengklaim hal itu didasari atas prasangka, fitnah, dan manipulasi politik dengan motif tersembunyi.

Menurut Wang, saat ini patogenisitas dan virulensi Omicron telah melemah secara signifikan. Di sisi lain kemampuan China dalam perawatan medis, deteksi patogen, dan vaksinasi terus meningkat, yang mengarah pada optimalisasi tindakan COVID di negara tersebut.

Beijing Kesal Banyak Negara Batasi Turis dari China
Juru bicara Kemeterian Luar Negeri China, Wang Wenbin [Foto: Reuters]

“(Pergeseran kebijakan COVID) ini bersifat ilmiah, tepat waktu, dan perlu. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta meminimalkan dampak epidemi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial,” kata Wang, dalam konferensi pers pada Rabu lalu yang dikutip dari Global Times, Minggu, 1 Januari 2023.

Dia melanjutkan, negara-negara di dunia juga mengalami masa adaptasi ketika menyesuaikan kebijakan pencegahan epideminya, tidak terkecuali di China. Wang mencatat bahwa saat ini, perkembangan situasi epidemi di Tiongkok secara umum terkendali.

Beijing menjadi yang pertama melewati puncak epidemi dan kehidupan secara bertahap kembali normal. Otoritas China telah membuat penilaian ilmiah dan persiapan yang diperlukan untuk kemungkinan puncak epidemi di provinsi dan kota lain. China juga memiliki keyakinan penuh untuk memastikan kemajuan transisi yang lancar dan teratur.

Namun, Wang mengkritik media Barat sengaja membesar-besarkan atau mendistorsi penyesuaian kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemi China. “Ini benar-benar standar ganda dan sangat melanggar etika profesional jurnalisme,” ujar Wang mengecam.

China membuka perbatasannya setelah tiga tahun menerapkan kebijakan nol-COVID yang melakukan pembatasan secara ketat. Warga China diizinkan untuk melakukan penerbangan internasional. Hal ini disambut gembira dengan naiknya pemesanan tiket ke luar negeri oleh penduduk China.

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan memahami kekhawatiran negara-negara yang melalukan pembatasan ketat terhadap turis China. Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter Kamis malam mengatakan perlu lebih banyak informasi untuk menilai lonjakan terbaru infeksi COVID-19 di China.

Ilustrasi

Beberapa negara memberlakukan pembatasan pada pelancong dari China karena lonjakan infeksi COVID-19 setelah negara itu membatalkan kebijakan nol-COVID yang ketat.

“Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari China, dapat dimengerti bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasi mereka,” tulis kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter Kamis malam. Dia mendesak China untuk lebih terbuka dengan informasi tentang keadaan pandemi.

Beijing bersikeras telah membagikan informasi dan data yang relevan dengan komunitas internasional. Wang mengatakan persyaratan COVID-19 yang diberlakukan oleh negara-negara pada pelancong dari China harus didasarkan pada sains.

“Kami membagikan urutan virus corona baru pada kesempatan pertama, dan dengan demikian memberikan kontribusi penting untuk pengembangan vaksin yang relevan, obat-obatan di negara lain,” kata Wang dalam jumpa pers pada hari Jumat, 30 Desember 2022.

Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jadi Sepasang Kekasih, IU Sebut Lee Jong Suk Sangat Penting dalam Hidupnya

Jair Bolsonaro Ogah Serahkan Selempang Kepresidenan dan Pilih Pergi ke Amerika

Jair Bolsonaro Ogah Serahkan Selempang Kepresidenan dan Pilih Pergi ke Amerika