CakapCakap – Cakap People, pernah lihat hewan landak? hewan pengerat yang memiliki rambut yang tebal berbentuk duri tajam ini membuat sebagian orang bergidik ngeri. Hewan ini umumnya ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, namun cenderung menyebar di kawasan beriklim tropis.
Jika diamati sekilas, hewan ini nampak mengerikan karena sebagian besar tubuhnya dipenuhi duri tajam. Namun ada yang menganggap wajah hewan ini imut. Lantas, jika hewan tersebut penuh dengan duri bagaimana cara mereka kawin?
Uldis Roze, seorang pengamat landak Amerika Utara menerima pertanyaan yang sama selama lebih dari 30 tahun. Bagaimana cara mereka kawin tanpa menyakiti pasangannya?
Roze yang merangkap sebagai profesor emeritus biologi di New York’s Queen College, membuka fakta tentang bagaimana hewan ini lakukan ritual kawin. Hewan yang bernama latin Erethizon dorsatum ini ternyata memiliki ritual kawin cukup rumit dan berlarut-larut.
Dijelaskan dalam laman National Geographic, musim kawin tahunan landak Amerika Utara di awal musim gugur. Apabila sudah tiba saatnya, landak betina yang berada di pohon pilihannya biasanya akan memberikan sinyal bahwa ia siap berkembang biak. Tandanya dengan mengeluarkan zat yang tidak berbau.
Kemudian, pejantan yang tertarik dengan sang betina akan saling bertarung dengan pejantan lain. Mereka bisa unjuk kebolehan di cabang-cabang pohon dan di tanah. Yang mampu bertahanakan memenangkan hak kawin, namun proses rayuannya tak selesai sampai disitu.
Lebih jauh lagi, Roze menjelaskan bahwa landak jantan menyemprot betina dengan air seni untuk menginduksi sang betina. “Urine didorong dengan kecepatan tinggi,” ungkap Roze.
Ini dilakukan berulang-ulang selama berjam-jam sampai sang betina memiliki mood yang baik untuk kawin. Setelah itu, mereka turun pohon untuk berkembang biak.
Dan inilah poses kawin yang banyak dipertanyakan orang.
Cakap People, ketika sudah siap, secara naluriah betina melengkungkan ekor di punggungnya yang tajam. Sehingga, bagian bawah ekornya yang bebas bulu menghadap ke atas. Sang jantan lantas mengistirahatkan cakarnya di permukaan itu saat kawin. Lalu, jika berhasil dibuahi maka tujuh bulan kemudian, betina akan melahirkan. Biasanya hanya satu anak saja.