Begini Reaksi Terbaik Saat Ada Yang Memarahimu Sambil Teriak

Siapapun di muka bumi ini bakalan meninggikan volum suaranya ketika marah meski hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Ada yang selalu teriak ketika marah, ada juga yang pada dasarnya tidak suka berteriak sehingga menyesal saat suatu waktu berteriak ketika marah. Kamu tentu juga pernah mengalami situasi seperti ini. Bukan sebagai pelaku, tapi sebagai obyek kemarahan. Kamu tidak perlu khawatir saat berhadapan dengan kondisi ini. Ada cara yang pas untuk meredakan orang yang marah tanpa perlu membuatnya lebih gusar lagi.

Sebisa mungkin, jangan pernah berteriak saat marah, gaes. Itu jelek untuk hubungan apapun dan seringkali berakhir pada hubungan jangka panjang yang tidak nyaman. Kebiasaan berteriak selalu berpotensi merusak hubungan. Kamu harus mengenali karaktermu saat marah dan mengamati perubahan intonasimu ketika marah, gaes. Hal ini sederhana, tapi penting sekali buatmu dan orang-orang di sekelilingmu. Dan, kamu juga harus bisa berhadapan dengan orang yang tidak bisa marah tanpa berteriak.

Ketika seseorang meneriakimu, sebenarnya dia tengah mempertontonkan tirani emosional terhadapmu. Tujuannya tak lain adalah agar memenangkan situasi, membuatmu bertekuk lutut di bawah kakinya. Ya, berteriak adalah salah satu cara mengintimidasi. Tapi, sang pelaku tidak sadar bahwa cara seperti itu hanya bekerja temporer. Untuk hubungan jangka panjang, berteriak tidaklah bagus karena itu merupakan salah satu cara melecehkan dan merendahkan orang lain sehingga mau melakukan apapun yang dimaunya. Berteriak hanya merusak hubungan. Lebih buruk lagi, berteriak hanya akan menurunkan kualitas komunikasi dan merengganggkan hubungan.

Kamu tidak perlu membalas teriakan dengan teriakan, bro. Kalau kamu membalasnya dengan cara yang sama, situasi tidak akan membaik dan cenderung memburuk. Ada cara yang lebih baik ketika berhadapan oleh orang yang suka teriak saat marah. Begini caranya.

Meredam emosi dan renungkan situasi

Kamu bisa meredam emosi kamu dan tidak mengambil respon apapun. Gunakan jeda ini untuk menilai situasi. Ini memungkinkan kamu untuk mengetahui respon apa yang seharusnya diberikan, apa membiarkan yang bersangkutan tetap meneriakimu atau meninggalkan tempat itu. Satu hal yang pasti, kamu tidak perlu menjadi sasaran teriakan orang, terlebih ketika orang itu tidak penting bagi kamu.

Menjauhi orang tersebut barang sebentar

Setelah kamu puas mendengar teriakan, minta ijin pada yang bersangkutan untuk menjauh darinya untuk beberapa saat. Kamu juga butuh waktu untuk menenangkan diri, bro, karena teriakan orang tentu membuat adrenalinmu meningkat tajam dan kamu tidak tahu sampai batas apa kamu bisa menahan.

Jangan mengiyakan atau menyetujui orang yang marah

Ada kalanya kamu berpikir kalau mengiyakan atau membenarkan orang yang marah bisa meredakan emosinya. Itu salah, bro. Itu justru memperkeruh suasana. Mengapa begitu? Karena dia nantinya akan terus marah dan berteriak agar kamu mau menuruti permintaannya. Kamu membiasakan dirinya menjadikanmu binatang yang harus dicambuk saat ia menginginkan kamu bergerak ke arah yang dia mau.

Diam dan jangan membuatnya berteriak lebih kencang

FYI, ketika ada orang yang meneriakimu ketika marah, sebenarnya yang bermasalah bukan kamu, tapi dia. Orang seperti ini cenderung tidak punya otak dan emosinya labil. So, tidak ada gunanya kamu meladeni kemarahannya. Diam saja. Kalau dia tidak bisa tenang juga saat kamu diamkan, dan makin parah, tinggalkan saja. Jangan sampai kamu mau dianggap rendah oleh orang yang kamu rasa patut dihargai.

Respon dengan lembut

Beritahu yang bersangkutan kalau kamu tidak suka dengan perlakuannya yang merendahkanmu itu dengan cara yang halus. Ada kalanya orang tidak sadar kalau dia sedang berteriak sembari marah. Setelah itu, tinggalkan dia barang sebentar. Beri waktu pada dirimu untuk merevisi hubungan kamu dengan yang bersangkutan.