CakapCakap – Cakap People! Dari lebih 2.100 kasus orang yang terinfeksi COVID-19, bayi dengan usia 12 hari menjadi pasien positif termuda di Malaysia sejauh ini. Bayi itu lahir sebelum lockdown atau karantina wilayah yang disebut sebagai Movement Control Order (MCO) dilaksanakan.
Saat memberikan laporan terbaru tentang situasi COVID-19 beberapa hari lalu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah mengungkapkan kepada media bahwa pasien termuda yang terinfeksi COVID-19 adalah bayi berusia 12 hari, menurut laporan sejumlah media di Malaysia.
“Untuk gelombang pertama, pasien termuda berusia empat tahun tetapi sekarang, bayi berusia 12 hari dipastikan positif COVID-19,” ungkapnya, seperti dilaporkan Malaysia Gazette, pada Kamis, 26 Maret 2020.
Menurut Dr Noor Hisham Abdullah, bayi itu lahir sebelum pelaksanaan Movement Control Order (MCO), tetapi tidak ada rincian lebih lanjut mengenai status bayi yang telah diungkapkan kepada pers saat ini.
Sebelumnya, balita berusia 2 tahun diyakini sebagai kasus pasien COVID-19 termuda di Malaysia. Balita itu dijadwalkan menjalani perawatan kemoterapi untuk leukemia di Rumah Sakit Universitas Sains Malaysia, tetapi perawatan itu harus dijadwal ulang karena tes darah anak itu mengungkapkan bahwa ia positif dengan COVID-19.
Seperti diketahui, Malaysia telah mencatatkan sebanyak 2.161 orang terinfeksi COVID-19 dan 26 meninggal dunia hingga Sabtu, 28 Maret 2020, pukul 10.58 WIB. Jumlah kasus tersebut membuat Malaysia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara sejauh ini.
Dalam pidato terakhirnya yang disiarkan televisi beberapa hari yang lalu atau tepatnya pada Rabu, 25 Maret 2020, PM Malaysia telah mengonfirmasi bahwa Movement Control Order (MCO) saat ini, yang telah diberlakukan sejak 18 Maret 2020, akan diperpanjang selama dua minggu lagi dan berakhir secara tentatif pada 14 April 2020, yang awalnya akan berakhir pada 1 April 2020, World of Buzz melaporkan.
Berdasarkan perkiraan yang dibuat oleh Dewan Keamanan Nasional Malaysia, Perdana Menteri juga telah memperingatkan Malaysia bahwa kasus COVID-19 akan terus meningkat jika tidak ada yang dilakukan.
Selain itu, Departemen Kesehatan Malaysia juga telah menyiapkan lebih dari 3.585 tempat tidur di 34 rumah sakit di seluruh negara itu untuk menghadapi lonjakan pasien COVID-19 ketika itu terjadi.