in ,

Banyak Warga Tak Percaya COVID-19, Pemerintah: ‘COVID-19 Itu Nyata’

ndonesia telah mencatat hampir 10.000 kematian akibat COVID-19 dengan total 252.923 kasus hingga Selasa, 22 September 2020.

CakapCakapCakap People! Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI menemukan bahwa banyak warga tidak percaya bahwa COVID-19 itu ada dan banyak yang menentang seruan untuk mematuhi protokol kesehatan. Demikian diungkapkan Satuan Tugas(Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional.

Merespons fenomena tersebut, Satgas COVID-19 telah membentuk unit “perubahan perilaku”. Mereka terdiri dari anggota masyarakat, militer, dan pemerintah daerah serta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya COVID-19.

Petugas Ketertiban Jakarta membawa papan tanda yang menyerukan kepada warga untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 pada jam sibuk di Senayan, Jakarta Selatan, pada Senin, 21 September 2020. [Foto: The Jakarta Post / Dhoni Setiawan]

Kepala Satgas Penanganan COVID-19 Nasional Doni Monardo mengatakan inisiatif tersebut akan diuji terlebih dahulu di Jakarta, yang merupakan episentrum penularan virus corona di Indonesia, sebelum diterapkan ke wilayah lain.

Setidaknya lima unit perubahan perilaku yang terdiri dari total 100 relawan telah dikerahkan di lima kecamatan di ibu kota negara ini untuk menyampaikan kepada warga tentang virus COVID-19 dan memperkuat perlunya mematuhi protokol kesehatan.

“Kalau inisiatifnya berhasil, kita akan kembangkan di daerah lain juga,” kata Doni saat rapat dengan DPR, Selasa, 22 September 2020.

“COVID-19 itu nyata dan telah merenggut hampir satu juta nyawa secara global.” Doni tidak mengungkapkan detail survei Kementerian Kesehatan RI yang ia sampaikan saat rapat dengan DPR, mengutip laporan The Jakarta Post.

Indonesia telah mencatat hampir 10.000 kematian akibat COVID-19 dengan total 252.923 kasus hingga Selasa, 22 September 2020.

“Jika beberapa orang menyangkal keberadaan COVID-19 [dan mengabaikan langkah-langkah kesehatan], penularan akan terus berlanjut,” kata Doni.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Beberapa warga negara Indonesia, termasuk tokoh masyarakat, telah meyakini teori konspirasi tentang pandemi COVID-19.

Musisi yang berbasis di Bali, Jerinx, misalnya, mengklaim bahwa jumlah infeksi COVID-19 yang tercatat dimanipulasi menjadi lebih besar dari yang sebenarnya. Dia juga mengabaikan seruan pihak berwenang untuk menjaga jarak sosial dan mengenakan masker, termasuk saat berpartisipasi dalam unjuk rasa pada akhir Juli lalu untuk memprotes persyaratan pengujian COVID-19 untuk perjalanan ke Bali.

Polda Bali telah menetapkan musisi tersebut sebagai tersangka pencemaran nama baik setelah ia menuduh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai “Kacung WHO” karena mengamanatkan bahwa wanita yang akan melahirkan perlu diuji untuk COVID-19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kewalahan, Satgas COVID-19: Sistem Kesehatan Indonesia Bakal Segera Ambruk Dengan Cepat

Begini Resep Bubur Oatmeal Gurih untuk Sarapan Pelaku Diet, Coba yuk!