CakapCakap – Cakap People! Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan balon mata-mata China yang ditembak jatuh Sabtu 4 Februari 2023 lalu dilengkapi alat untuk mendeteksi dan mengumpulkan sinyal. Kendaraan udara pengintai militer ini mengincar lebih dari 40 negara.
Reuters melaporkan, Washinton merujuk foto yang diambil dari pesawat intai AS U-2. Pada Jumat 10 Februari 2023 pemerintah AS mengatakan armada balon itu dioperasikan dengan arahan Tentara Pembebas Rakyat (Angkatan Bersenjata China).
Balon itu, kata Washington, khusus untuk operasi mata-mata. Dilengkapi peralatan canggih yang dirancang untukmengumpulkan informasi sensitif dari seluruh dunia.
Pemerintah AS mengatakan balon serupa telah terbang di lima benua. Pernyataan seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS memberikan informasi paling banyak yang menghubungkan militer China dengan balon mata-mata yang ditembak jatuh AS di atas Samudra Atlantik.
Dalam wawancaranya dengan Noticias Telemundo, Presiden AS Joe Biden mengatakan ia tidak melihat balon mata-mata China yang terbang di wilayah AS sebagai bentuk pelanggaran keamanan besar.
Biden mencoba menjaga komunikasi dengan China dan tidak membiarkan ketegangan keluar kendali. Ia mengatakan tidak menyesal menembak jatuh balon tersebut.
“Ini bukan pelanggaran besar, maksud saya itu benar-benar melanggar hukum internasional, ini ruang udara kami, dan ketika datang ke ruang kami, kami bisa melakukan apa pun dengannya,” kata Biden.
House of Representative AS dengan suara bulat mengecam pelanggaran Cina pada “kedaulatan AS” dan upaya membohongi komunitas internasional mengenai operasi intelijennya.
Anggota Partai Republik mengkritik Biden yang tidak segera menembak jatuh balon mata-mata China yang ditemukan pada 28 Januari di Alaska. Pesawat tempur AS menjatuhkannya di Samudra Atlantik 4 Februari lalu.
Beijing selalu mengatakan balon itu untuk tujuan sipil yang digunakan mengumpulkan data meteorologi. Tapi kemudian tertiup angin hingga keluar dari jalur terbangnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan tindakan AS menembak jatuh balon itu “berlebihan.”
“Itu tidak bertanggung jawab, (tuduhan ini) mungkin bagian upaya pihak AS menggelar perang informasi melawan China,” katanya.