CakapCakap – Cakap People, pandemi corona hingga saat ini masih ada di sekitar kita. Tes swab menjadi salah satu prosedur yang dilakukan untuk mengetahui seseorang apakah terpapar Covid-19 atau tidak. Namun, baru-baru ini publik dibuat riuh akibat unggahan di media sosial terkait artis melakukan tes swab sendiri, tanpa bantuan petugas medis.
Beberapa waktu lalu pada unggahan Insta Story Vidi Aldiano jadi viral. Pada unggahan tersebut, tampak Bunga Citra Lestari (BCL) melakukan tes swab kepada Vidi Aldiano dan Nino Kayam (personel RAN). Selain itu, BCL juga mengunggah momen tersebut di akun Instagramnya.
Di video tersebut, Vidi dan Nino meringis kesakitan saat BCL mencolok hidung mereka dengan alat swab sejenis cottonbud. Bahkan, saat melakukan tes swab kepada Nino dan Vidi, BCL tidak menggunakan APD, juga sarung tangan. Padahal selama ini, prosedur tes swab dilakukan oleh petugas medis yang menggunakan APD lengkap.
Selain BCL yang melakukan tes swab kepada dua rekan sesama penyanyi, ada juga presenter Edric Tjandra yang juga lakukan swab sendiri. Bila, BCL melakukannya pada orang lain, Edric justru melakukan tes untuk dirinya sendiri. Pada unggahan Instagram Story miliknya, Edric melakukan tes swab mandiri karena mengaku pulang kerja malam dan rumah sakit tutup.
Hal ini menjadi perdebatan publik, bahkan mendapat tanggapan dari banyak ahli yang sama sekali tidak menganjurkan hal tersebut. Pasalnya memiliki risiko lantaran dilakukan oleh orang yang bukan ahli. Tes yang dilakukan oleh BCL dan Edric tersebut merupakan swab antigen yang hanya butuh waktu 15 menit saja untuk mengetahui hasilnya.
Dalam lansiran Kapanlagi, Prof. Amin Soebandrio, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinis Universitas Indonesia (UI), menyebut swab antigen corona lebih direkomendasikan ketimbang rapid test dengan mengambil darah dari ujung jari. Namun tidak merekomendasikan siapa pun untuk melakukan swab test antigen atau swab antigen corona sendiri.
Amin menerangkan tes swab harus dilakukan dengan benar dan spesimen yang diambil juga harus dari tempat yang benar.
“Kalau yang mengambil itu bukan orang berpengalaman, mungkin yang akan terambil hanya bagian dari luar hidung saja, bukan dari bagian hidung dalam di mana Virus Corona berada,” kata Amin.
Secara terpisah, dari lansiran CNN Indonesia, dokter spesialis paru, Erlang Samoedro juga menyarankan untuk tidak melakukan tes swab sendiri.
“Sebaiknya swab dilakukan oleh petugas yang terlatih,” kata Erlang.
Tes swab dilakukan dengan cara memasukkan alat ke bagian dalam hidung hingga tenggorokan atau nasofaring untuk mengambil sampel lendir. Dijelaskan bahwa swab yang tidak lakukan oleh petugas terlatih dapat membahayakan orang yang dites swab. Pasalnya, kesalahan saat swab bisa juga mengakibatkan kematian.
“Ada bahayanya. Bisa meninggal karena refleks vagal. Makanya, perlu dilakukan oleh petugas terlatih,” ujar Erlang.
Vagal atau vagus merupakan bagian saraf yang terletak di leher. Saraf ini berhubungan erat dengan saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan jantung. Bila saraf ini tertekan, maka bisa menyebabkan refleks vagal seperti batuk, muntah, pingsan, hingga kematian.
Selain membahayakan, ada alasan lain seperti hasil tes swab antigen tersebut bisa jadi negatif atau palsu jika teknik yang dilakukan salah seperti yang diungkapkan oleh dr. Muhammad Fajri Adda’i, selaku Koordinator Relawan Satgas Covid-19 dalam lansiran Tribunnews.
“Swab itu kan cara mengambilnya, itu kalau kita ngambilnya engga benar itu false negatifnya tinggi, Swab antigen yang ketika jumlah kumannya sedikit itu kemampuan menemukannya jauh lebih rendah, bahkan beberapa case, itu sensitifitasnya nol,” kata dokter Adda’i lewat sambungan telepon.
Jadi, kegiatan tes swab sendiri sama sekali tidak dianjurkan ya, Cakap People! Prosedur tes harus dilakukan mereka yang professional dan ahli di bidangnya, seperti petugas medis.