in ,

Bagaimana Finlandia Bisa Menghilangkan Tunawisma di Jalanan?

CakapCakap – Hampir di seluruh daerah perkotaan di Indonesia, kita bisa sangat mudah menemukan gelandangan, pengemis, atau pengamen yang tinggal di pinggir jalan. Tentunya mereka yang berada dalam kondisi tersebut adalah karena keadaan ekonomi atau keadaan sosial yang terbatas. Bagi sebagai gelandangan, mereka adalah tuna wisma yang juga sudah tidak punya pekerjaan, begitu juga penghasilan. Mereka yang menjadi gelandangan adalah orang yang mengharapkan belas kasihan orang lain untuk terus bisa menyambung hidup dari hari lepas hari. Apakah Cakap People tinggal di kota yang banyak gelandangannya? Bagaimana peran pemerintah setempat untuk mengatasi problem sosial tersebut?

Finlandia
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2018/05/16/3a7fe7b3-ef74-4a34-94fb-205d5398d3d5_169.jpeg?w=780&q=90

Fakta mencengangkan datang dari kota Helsinki, Ibukota Negara Finlandia. Di negara ini, kalian hampir tidak akan bisa menemukan gelandangan yang berkeliaran di jalanan. Jika dibandingkan dengan negara lain, area-area publik tidak akan dengan seenaknya dijadikan tempat untuk tinggal para tuna wisma ini. Jika di Jakarta atau kota besar lainnya, jika di malam hari kalian keluar dari pusat perbelajaan yang tutup, stasiun, bahkan juga terminal, kalian akan banyak menemukan orang yang tertidur bebas di pinggir jalan atau emperan toko. Tetapi salut, Helsinki mampu menghilangkan mereka dari jalanan.

Selama 30 tahun terakhir, Helsinki telah serius mengatasi permasalahan sosial terrsebut. Pemerintah Finlandia saat itu bertekad untuk membuat gelandangan tersingkir dari jalanan Finlandia. Bukan mengusir mereka untuk keluar dari negara ini, tetapi memberikan solusi terbaik untuk membuat mereka memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari seorang gelandangan. Termasuk sejak tahun 2007, Helsinki menerapkan kebijakan “Perumahan Lebih Dulu”. Program ini adalah bantuan dan dukungan bagi masyarakat lokal yang membutuhkan dukungan. Beberapa dukungan yang dilakukan adalah ketika ada pasien yang mengalami kecanduan, mereka yang membutuhkan pelatihan ketrampilan, hingga dukungan pendidikan, dan pekerjaan. Program ini membekali masyarakat yang membutuhkan untuk memiliki taraf kehidupan yang lebih baik.

Gelandangan di Negara-Negara Berkembang
https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/uNGcxGlnbU0i2wpRvC2QRYR_jQk=/640×360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1238071/original/070400800_1463635278-michael_wilkey-ok.jpg

Ada juga Helsinki Deaconess Institute (HDI), yang merupakan organisasi penyedia akomodasi untuk warga Finlandia yang tidak memiliki rumah atau tuna wisma. Setelah berusia 24 tahun, organisasi ini begitu memberikan dampak perubahan kehidupan masyarakat Finlandia. Orang bisa tinggal disana sepuasnya bahkan seumur hidup. Pembiayaan yang murah juga didukung oleh pemerintah dengan adanya tunjangan perumahan negara. Dengan rumah susun sejumlah 403 hunian yang tersebar di Helsinki dan kota Espoo, HDI mengubahkan taraf hidup penghuninya. Sebagian besar penghuni di dalamnya mampu bergaul dengan baik, saling bekerjasama, dan menciptakan atmosfer yang kondusif daripada tinggal di jalanan.

Finlandia setiap tahunnya telah mengeluarkan uang sejumlah 300 Juta Euro atau Rp. 4,8 Triliun untuk menyediakan fasilitas hunian yang memadai untuk warganya. Di negara ini, pemerintah percaya bahwa mengatasi tunawisma dan orang yang mampu tidur di jalanan bukanlah kewajiban moral saja, tetapi menciptakan penghematan yang besar untuk jangka panjang. Tunawisma dan orang yang sekarat di jalanan bukanlah model masyarakat dari kota yang ingin mereka tinggali.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hore, Penerbangan Langsung Makassar – Osaka Segera Dibuka pada Juni 2019

Ingin Usia Panjang Umur? Berikut Prinsip Hidup yang Harus Kamu Jalani!