in ,

Australia Kenakan Denda Hingga Rp 200 Juta Bagi Pelanggar Aturan Isolasi Mandiri COVID-19

Negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, saat ini menerapkan kebijakan isolasi mandiri COVID-19.

CakapCakapCakap People! Babak baru kini sedang dihadapi oleh Australia dalam penanganan kasus virus corona baru. Negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, saat ini menerapkan kebijakan isolasi mandiri COVID-19 dan bagi yang melanggar akan dikenai denda.

Melansir Reuters, pemerintah Negara Bagian Victoria — di mana saat ini menjadi wilayah terparah COVID-19 di Australia — menyampaikan pada hari Selasa, 4 Agustus 2020, bahwa siapapun yang melanggar perintah isolasi mandiri COVID-19 tersebut akan menghadapi denda sebesar 5.000 dolar Australia atau sekitar Rp 51 juta. Bagi mereka yang kembali melakukan pelanggaran, denda akan digandakan hingga 20.000 dolar Australia atau setara Rp 200 jutaan. Selain denda, personil militer dengan jumlah lebih banyak akan dikerahkan untuk memerangi penyebaran virus.

Australia, yang pernah disuarakan sebagai pemimpin global dalam menangani COVID-19, kini kembali berjuang untuk memperlambat penyebaran virus di Negara Bagian Victoria untuk mencegah gelombang kedua infeksi nasional.

FOTO FILE: Seorang pria mengenakan masker pelindung berjalan di sebuah jalan di Melbourne setelah kota tersebut menjadi kota pertama di Australia yang memberlakukan pemakaian masker di depan umum sebagai bagian dari upaya untuk mencegah kebangkitan penyakit coronavirus (COVID-19), 23 Juli 2020. [Foto: REUTERS / Sandra Sanders]

Victoria awal pekan ini memberlakukan jam malam, memperketat pembatasan pergerakan harian masyarakat dan memerintahkan sebagian besar kegiatan ekonomi lokal untuk ditutup guna memperlambat penyebaran virus corona.

Hampir sepertiga dari mereka yang terkena COVID-19 tidak tinggal di rumah untuk isolasi ketika diperiksa oleh pejabat, hal ini membutuhkan hukuman baru yang keras, kata Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews.

“Tidak ada alasan bagi Anda untuk meninggalkan rumah, dan jika Anda meninggalkan rumah atau tidak ada di sana, Anda akan kesulitan meyakinkan polisi Victoria bahwa Anda memiliki memiliki alasan yang sah,” kata Andrews kepada wartawan di Melbourne, seperti dikutip Reuters, Selasa, 4 Agustus 2020.

Ia menjelaskan bahwa orang yang diperbolehkan untuk keluar rumah adalah mereka yang akan menjalani perawatan medis yang benar-benar mendesak. Ia menambahkan bahwa siapapun di bawah perintah isolasi mandiri ini tidak akan lagi diizinkan meninggalkan rumah mereka, termasuk untuk berolahraga di luar ruangan.

Andrews juga mengatakan tambahan sebanyak 500 personel militer tak bersenjata minggu ini akan dikerahkan ke Victoria untuk membantu polisi untuk memastikan bahwa aturan perintah isolasi mandiri ini dilaksanakan oleh warga.

Penugasan militer terbaru akan bergabung dengan sekitar 1.500 tentara di Victoria dan terlibat dalam pelacakan kontak, pengujian, dan membantu polisi di titik-titik pemeriksaan. Australia telah mengerahkan hampir 3.000 tentara untuk membantu operasi logistik virus.

Australia telah mencatat hampir 19.000 kasus COVID-19 dan 232 kematian, jauh lebih sedikit daripada banyak negara maju lainnya setelah menutup perbatasan internasionalnya lebih awal, memaksakan pembatasan jarak sosial dan pengujian virus massal.

Tetapi ketika negara itu mulai dibuka kembali, transmisi komunitas meningkat secara signifikan di Victoria yang telah mencatat tiga digit kasus baru selama berminggu-minggu. Kini, Victoria memiliki sebagian besar infeksi di negara itu, dengan hampir 12.000 kasus dilaporkan. Pada hari Selasa, 4 Agustus 2020, Victoria melaporkan 439 kasus baru COVID-19 dalam waktu 24 jam terakhir.

Andrews mengatakan 11 orang telah meninggal karena virus itu sejak hari Senin, menjadikan total angka kematian akibat COVID-19 di negara bagian itu menjadi 136. Virus ini telah menyebar secara signifikan ke seluruh fasilitas perawatan lanjut usia Victoria, dengan banyak kematian di kalangan orang tua.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Pejabat Negara Bagian Victoria mengatakan gelombang terbaru infeksi COVID-19 telah didorong oleh warga yang menolak untuk mematuhi pembatasan pada pergerakan mereka.

“Ada sejumlah orang yang dengan sengaja melanggar jam malam – jadi seseorang yang merasa bosan dan mereka akan pergi jalan-jalan, seseorang yang memutuskan bahwa mereka harus membeli mobil setelah pukul 20:00 malam tadi malam,” kata Menteri Kepolisian Victoria Lisa Neville kepada wartawan di Melbourne.

Dengan kekhawatiran bahwa banyak orang merasa mereka tidak punya pilihan selain harus terus bekerja setelah didiagnosis COVID-19, pemerintah Australia mengatakan pada hari Senin, 3 Agustus 2020, bahwa pihaknya akan memberikan sebesar 1.500 dolar Australia, atau setara Rp 15,3 juta kepada warga di Negara Bagian jika mereka diperintahkan untuk tinggal di rumah dan tidak memiliki hak cuti kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Orang Secerdas Elon Musk Bikin Pernyataan Piramida Buatan Alien, Tanggapan Mesir Tak Kalah Mengejutkan

Ternyata Minta Maaf pada Anak Ada Manfaatnya, Ini Dia!