CakapCakap – Cakap People! Departemen Luar Negeri AS pada Minggu mengumumkan bahwa mereka memerintahkan anggota keluarga diplomat untuk meninggalkan Ukraina, ketika Presiden AS Joe Biden mempertimbangkan opsi untuk meningkatkan aset militer Amerika di Eropa Timur itu untuk melawan penumpukan pasukan Rusia.
Perintah itu, yang juga memungkinkan diplomat AS yang ditempatkan di kedutaan di ibu kota Ukraina, Kyiv, untuk pergi secara sukarela, adalah salah satu tanda paling jelas bahwa para pejabat Amerika bersiap untuk langkah agresif Rusia di wilayah tersebut, Reuters melaporkan.
“Tindakan militer oleh Rusia bisa datang kapan saja,” kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan. Para pejabat “tidak akan berada dalam posisi untuk mengevakuasi warga Amerika dalam keadaan darurat seperti itu, jadi warga AS yang saat ini berada di Ukraina harus membuat rencana yang sesuai,” tambahnya.
Ketegangan di Ukraina telah meningkat selama berbulan-bulan setelah Kremlin mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, peningkatan dramatis yang dikatakan Barat sebagai persiapan perang untuk mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi keamanan NATO Barat.
Kremlin telah berulang kali membantah soal rencana untuk menyerang Ukraina, tetapi militer Rusia telah merobek sebagian wilayah Ukraina ketika merebut Krimea dan mendukung pasukan separatis yang menguasai sebagian besar wilayah timur Ukraina delapan tahun lalu.
Pengumuman Departemen Luar Negeri itu datang sehari setelah pihak berwenang Inggris mengatakan mereka memiliki informasi bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan seorang mantan anggota parlemen Ukraina sebagai calon potensial untuk memimpin kepemimpinan pro-Rusia di Kyiv.
Kementerian Luar Negeri Rusia menolak tuduhan Inggris sebagai “disinformasi,” menuduh NATO “meningkatkan ketegangan” atas Ukraina.
PASUKAN DAN SANKSI
Presiden Joe Biden telah mulai mempertimbangkan opsi untuk meningkatkan aset militer Amerika di kawasan itu, kata pejabat senior pemerintah, setelah bertemu dengan para pembantu keamanan nasional di tempat peristirahatannya di Camp David pada hari Sabtu.
The New York Times mengatakan Biden sedang mempertimbangkan rencana untuk mengirim 1.000 hingga 5.000 tentara ke negara-negara Eropa Timur, dengan kemungkinan meningkatkan jumlah jika ketegangan semakin meningkat.