Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! Amerika Serikat (AS) mencatat lebih dari 84.000 orang didiagnosis COVID-19 pada hari Jumat, 23 Oktober 2020, menurut penghitungan Reuters. Jumlah tersebut merupakan rekor peningkatan infeksi satu hari selama pandemi ketika virus melonjak lagi secara nasional.
Melansir Reuters, lonjakan satu hari tersebut tepatnya adalah sebanyak 84.218 kasus, memecahkan rekor sebelumnya yaitu 77.299 yang ditetapkan pada 16 Juli. Ini terjadi ketika para peneliti Universitas Washington memperkirakan bahwa jumlah kematian AS akibat COVID-19 dapat mencapai total 500.000 pada Februari.
Enam belas negara bagian AS juga mencapai rekor satu hari untuk infeksi baru virus yang menyebabkan COVID-19 pada hari Jumat, termasuk lima negara bagian yang dianggap penting dalam pemilihan presiden 3 November: Ohio, Michigan, North Carolina, Pennsylvania dan Wisconsin.
Pakar kesehatan belum menunjukkan alasan kenaikan tersebut tetapi telah mengutip faktor-faktor seperti suhu yang lebih dingin yang mendorong orang masuk, kelelahan dengan tindakan pencegahan COVID-19 dan siswa dan mahasiswa yang kembali ke sekolah dan perguruan tinggi.
Perkiraan terbaru oleh Institute for Health Metrics and Evaluation Universitas Washington yang dikutip secara luas juga mencerminkan kekhawatiran bahwa cuaca musim dingin akan mendorong orang Amerika berada di dalam ruangan, tempat virus lebih mungkin menyebar.
“Kami sedang menuju lonjakan musim gugur / musim dingin yang sangat substansial,” kata direktur IHME Chris Murray, yang ikut memimpin penelitian.
IHME juga mengatakan bahwa jumlah kematian kemungkinan bisa turun 130.000 jika 95% orang Amerika menutupi wajah mereka dengan masker, menyuarakan rekomendasi Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
Menteri Kesehatan Alex Azar mengaitkan peningkatan kasus secara nasional dengan perilaku individu, mengatakan pertemuan rumah tangga telah menjadi “vektor utama penyebaran penyakit.”
Pada hari Kamis ada 916 kematian yang dilaporkan di Amerika Serikat, sehari setelah negara itu mencatat lebih dari 1.200 kematian baru untuk pertama kalinya sejak Agustus.
Sekarang ada lebih dari 41.000 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis COVID-19 di seluruh negeri itu, naik 34% dari 1 Oktober, menurut analisis Reuters.
